Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Proyek Infrastruktur IIF di Tahun 2024. (Dok.Istimewa).
Proyek Infrastruktur IIF di Tahun 2024. (Dok.Istimewa).

Intinya sih...

  • Dana Rp400 miliar untuk jaga keberlanjutan operasional dan kinerja jalan tol.

  • Ruas JORR W1 penting dalam sistem jaringan jalanan nasional.

  • Penerbitan efek berbasis aset sebagai opsi pendanaan infrastruktur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berinvestasi Rp400 miliar pada Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah (KIK EBA Syariah) BRI-MI Jakarta Lingkar Baratsatu. Ini adalah investasi dengan instrumen syariah pertama di Indonesia yang berbasis pendapatan tol.

Produk investasi inovatif ini diterbitkan oleh PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) dan didukung oleh hak pendapatan tol milik PT Jakarta Lingkar Baratsatu, yang berasal dari ruas Jakarta Outer Ring Road (JORR) W1 yakni jalur penting yang menghubungkan kawasan Penjaringan dan Kebon Jeruk.

1. Dana yang dihimpun akan digunakan untuk jaga keberlanjutan operasional

IIF Investasikan Rp400 Miliar pada KIK EBA Syariah. (Dok/Istimewa).

Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap mengatakan melalui instrumen keuangan berbasis syariah ini, dana yang dihimpun akan digunakan untuk menjaga keberlanjutan operasional serta mengoptimalkan kinerja jalan tol yang menjadi urat nadi konektivitas Jakarta dan sekitarnya.

“Keterlibatan IIF dalam pembelian efek ini menjadi wujud nyata dukungan terhadap pembiayaan infrastruktur berkelanjutan. Melalui instrumen pasar modal syariah, kami berperan aktif memperluas alternatif pembiayaan nonkonvensional untuk proyek strategis nasional, sekaligus mendorong kolaborasi antara sektor keuangan dan sektor riil,” ujarnya, Senin (10/11/2025).

2. Ruas Jorr W1 berperan penting dalam sistem jaringan jalanan nasional

Tol Surabaya Mojokerto (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Ia menjelaskan ruas JORR W1 berperan vital dalam sistem jaringan jalan nasional, menghubungkan Tol Dalam Kota, Tol Bandara Soekarno–Hatta, Tol Tangerang–Merak, dan Tol Jagorawi.

"Keberadaannya menopang kelancaran arus logistik serta mobilitas masyarakat di kawasan Jabodetabek, sekaligus berkontribusi besar dalam mengurangi kemacetan di pusat kota dan mempercepat distribusi barang antarwilayah," ungkapnya.

3. Penerbitan efek berbasis aset jadi opsi pendanaan untuk pembangunan infrastruktur

Ilustrasi jalan tol/Dok. Jasa Marga

Dengan volume lalu lintas yang tinggi, pendapatan tol dari ruas ini menjadi sumber kas stabil yang mendukung kelayakan finansial penerbitan efek berbasis aset seperti KIK EBA Syariah. Model pembiayaan semacam ini menjadi alternatif inovatif bagi pembangunan infrastruktur, sejalan dengan prinsip pembiayaan hijau (green finance) dan keuangan syariah yang berkelanjutan.

Melalui investasi ini, IIF mempertegas komitmennya untuk terus membangun infrastruktur yang inklusif, berkelanjutan, serta memberikan dampak langsung bagi peningkatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Editorial Team