Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 30 poin atau 0,21 persen. Dilansir dari Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.595.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi, namun ditutup melemah di rentang Rp14.585-Rp14.610," ungkap Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Senin (12/4/2021).

1. Kenaikan PPI mengindikasikan kegiatan bisnis mulai bangkit

Menurut Ibrahim, tanda-tanda pemulihan ekonomi AS terus bermunculan. Data terbaru yang dirilis pekan lalu menunjukkan indeks harga produsen (producer price index/PPI) meroket 4,2 persen pada bulan Maret. Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari 9 tahun terakhir.

"Selain itu, kenaikan PPI mengindikasikan roda bisnis mulai menggeliat dan para wirausahawan mulai meningkatkan aktivitasnya," ungkapnya.

2. Pasar mempertanyakan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi

Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik juga diprediksi oleh The Fed. Dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Maret yang dirilis pekan lalu menunjukkan The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini menjadi 6,5 persen dari prediksi sebelumnya 4,2 persen.

"Besarnya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti dengan pembaharuan panduan kebijakan yang akan diambil, sehingga menimbulkan tanda tanya di pasar," kata Ibrahim.

3. The Fed tidak menaikkan suku bunga dalam waktu dekat

Ilustrasi dolar AS (IDN Times/Holy Kartika)

Selain itu, The Fed juga memproyeksikan tingkat pengangguran di akhir tahun nanti sebesar 4,5 persen dan inflasi berada di 2,2 persen. Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi direvisi cukup besar, kata Ibrahim, tetapi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Suku bunga 0,25 persen masih akan dipertahankan hingga tahun 2023, sementara program pembelian aset (quantitative easing) senilai 120 miliar dolar AS belum akan dikurangi nilainya alias tapering.

"Artinya, dengan pemulihan ekonomi AS lebih cepat dari prediksi, serta The Fed yang tidak akan mengubah kebijakan moneter tentunya memberikan efek ganda ke pasar finansial," jelasnya.

Editorial Team