Stabilitas Rupiah dan Dampaknya bagi Pembeli Rumah di 2025

Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mungkin terdengar jauh dari urusan membeli rumah pertama. Tetapi, tahukah kamu, bahwa perubahan ekonomi global ini dapat membuat cicilan rumah jadi lebih mahal untuk kamu yang sedang berjuang untuk punya rumah sendiri.
Memahami kaitan antara stabilitas ekonomi dan sektor properti bisa membantu membuat keputusan yang lebih bijak. Yuk, kita bahas bagaimana kondisi ekonomi dunia dan nilai tukar rupiah bisa berpengaruh langsung pada impianmu punya rumah sendiri.
1. Mengapa stabilitas rupiah sangat penting untuk calon pembeli rumah?

Rupiah yang stabil memberikan ketenangan bagi siapapun yang ingin mencicil rumah. Ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak bergejolak, harga bahan bangunan yang banyak diimpor menjadi lebih stabil. Ini tentu berdampak pada harga rumah secara keseluruhan.
Misalnya, jika kurs dolar menguat tajam, harga semen, baja, atau komponen elektronik rumah bisa naik karena bahan bakunya impor. Sehingga, pengembang pun menyesuaikan harga jual rumah. Nah, buat kamu yang lagi menabung atau mengincar rumah pertama, stabilitas ini sangat berpengaruh pada keterjangkauan harga.
2. BI Rate dan efek domino pada cicilan KPR

Bank Indonesia (BI) menentukan suku bunga acuan atau BI Rate yang menjadi dasar bank dalam menentukan suku bunga KPR. Saat BI Rate naik karena tekanan global, bunga KPR biasanya ikut naik. Artinya, jumlah cicilan perbulan pun bertambah.
Menurut data dari rumah.com Property Market Report Q1 2024, calon pembeli rumah kini semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga. Kenaikan 0,25 persen saja bisa membuat selisih cicilan jutaan rupiah dalam jangka panjang. Itulah mengapa calon pembeli rumah wajib memantau kebijakan BI Rate, bukan hanya para ekonom.
3. Cara cerdas menghadapi gejolak ekonomi global

Walau kondisi ekonomi global tidak bisa kita kontrol, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan calon pembeli rumah untuk tetap aman. Pertama, pastikan kamu memilih skema KPR dengan bunga tetap (fixed rate) di tahun-tahun awal. Ini akan menghindarkan kamu dari kejutan cicilan mendadak.
Yang kedua, pertimbangkan untuk membeli rumah saat BI Rate stabil atau tren menurun. Biasanya periode seperti ini menjadi waktu yang tepat untuk mengambil keputusan pembelian karena cicilan akan lebih ringan dan kompetitif.
Tetapi apakah ini berarti kamu harus menunda beli rumah? Menunda beli rumah karena menunggu kondisi ekonomi lebih baik, bisa jadi strategi yang tepat atau malah jebakan?
Pasalnya, harga rumah di Jabodetabek cenderung naik tiap tahun, bahkan ketika kondisi ekonomi tidak sepenuhnya stabil. Menurut 99.co, pada kuartal 1 tahun 2024, indeks harga rumah di kawasan penyangga Jakarta masih menunjukkan tren kenaikan tahunan sekitar 3-5 persen.
Jadi, jika kamu sudah siap secara finansial dan menemukan proyek yang tepat, menunggu terlalu lama justru bisa membuat harga semakin melambung. Yang penting pastikan kamu memilih pengembang terpercaya, legalitas jelas, dan skema KPR yang sesuai kemampuanmu.
Membeli rumah bukan hanya soal lokasi dan desain, tetapi juga soal kesiapan memahami faktor ekonomi makro yang bisa memengaruhi harga dan cicilan. Kamu perlu melek soal BI Rate, kurs rupiah, dan tren pasar agar tidak salah langkah.
Tenang, kamu tidak perlu jadi ahli ekonomi. Cukup tahu dasarnya, kamu sudah selangkah lebih bijak dalam meraih rumah impianmu. Karena keputusan besar seperti beli rumah tidak bisa hanya bermodal nekat, tetapi harus ada strategi dan pemahaman yang kuat.