Penurunan pasar investasi merupakan hal lumrah yang kerap terjadi di dunia keuangan, entah itu pada reksadana, saham, atau aset kripto. Namun, ketika grafik mulai merah dan nilai portofolio mengalami penurunan, maka tidak sedikit investor yang mulai terpancing untuk menjual aset secara terburu-buru karena merasa panik.
Fenomena yang satu ini kerap dikenal sebagai panic selling, yaitu tindakan menjual aset secara emosional tanpa adanya pertimbangan rasional untuk jangka panjang, padahal keputusan ini justru bisa memperbesar kerugian yang ada. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa tips berikut ini untuk menghindari panic selling pada saat pasar investasi mengalami penurunan secara signifikan dan tiba-tiba.