Gawat! Uang Tunai Diprediksi Bakal Punah dari Negara-Negara Ini

Masyarakatnya semakin cashless

Jakarta, IDN Times - Masyarakat semakin terbiasa bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai. Gerakan ini umum disebut sebagai cashless society. Sekarang, makan di pedagang kaki lima pun bisa membayar tanpa uang tunai. Cukup meminda QR Code, atu QRIS jika di Indonesia, transaksi sudah dapat dilakukan.

Akselerasi cashless society di berbagai negara tentunya berbeda-beda. Sejumlah negara tampaknya sudah sangat siap untuk menghilangkan uang tunai alias sepenuhnya bertransaksi secara cashless.

Setidaknya, sampai saat ini tidak ada negara tanpa uang tunai. Tapi ada semakin banyak negara yang berusaha untuk tidak menggunakan uang tunai di tahun-tahun mendatang, berikut dikutip dari Corepay!

Baca Juga: Yuk, Kenali 5 Perbedaan Uang Kartal dan Uang Giral agar Tak Keliru

1. Swedia

Gawat! Uang Tunai Diprediksi Bakal Punah dari Negara-Negara Iniheleneinbetween.com

Swedia bisa dibilang adalah yang paling siap untuk sepenuhnya menjadi negara tanpa uang tunai. Bahkan disebutkan jika itu akan terjadi pada 2023 mendatang. Saat ini semakin banyak pengumuman di berbagai toko di Swedia yang mengatakan “Tidak Menerima Uang Tunai.

Sebuah studi baru-baru ini dari Dewan Pembayaran Eropa menunjukkan bahwa transaksi tunai hanya menyumbang 1 persen dari PDB Swedia pada 2019, dengan penarikan tunai terus menurun sekitar 10 persen per tahun.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa pembayaran seluler menggunakan smartphone mengalami percepatan yang sangat tajam di Swedia. Salah satu alasan utamanya adalah karena orang Swedia paham teknologi.

Misalnya, Swish yang merupakan aplikasi pembayaran memiliki lebih dari 7,8 juta pengguna pada Juli 2020 dan juga melakukan hampir 50 juta transaksi per bulan.

Baca Juga: Ada Uang Rupiah Baru, Masa Berlaku Uang Lama Tinggal 3 Tahun Lagi

2. Finlandia

Gawat! Uang Tunai Diprediksi Bakal Punah dari Negara-Negara Iniwallhere.com

Finlandia memiliki populasi yang lebih kecil, yakni sekitar 5,5 juta. Apa yang dilakukan Finlandia berbeda dari Swedia. Negara ini tidak mengambil langkah agresif dalam menuju ekonomi digital sepenuhnya. Namun, dilaporkan bahwa Finlandia saat ini lebih mampu sepenuhnya tanpa uang tunai.

Finlandia saat ini menempati urutan kedua setelah Irlandia dalam hal frekuensi penggunaan kartu pembayaran, kelima dalam pembelanjaan e-commerce, dan kedua dalam penetrasi smartphone.

3. China

Gawat! Uang Tunai Diprediksi Bakal Punah dari Negara-Negara IniIlustrasi (Unsplash.com/Ling Tang)

China sedikit di belakang Finlandia dan Swedia. Akan tetapi pertumbuhan pembayaran elektronik jauh lebih signifikan, mengingat ukuran populasinya yang besar.

Seperti negara-negara lain yang bertujuan menuju nontunai, China telah menunjukkan adopsi pembayaran seluler yang cepat. Saat ini, salah satu cara paling populer untuk membayar melalui telepon adalah melalui pemindaian kode QR.

China memimpin dalam e-commerce dan merupakan pasar e-commerce terbesar di dunia. Dengan penjualan online tahunan sebesar 672 miliar dolar AS dan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 27,3 persen, China tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Baca Juga: 9 Alat Pembayaran Perdagangan Internasional, Tak hanya Uang Tunai!

4. Korea Selatan

Gawat! Uang Tunai Diprediksi Bakal Punah dari Negara-Negara Iniilustrasi kehidupan warga Korea Selatan (pixabay.com/tragrpx)

Korea Selatan saat ini lebih cashless daripada China. Namun, ada jauh lebih sedikit orang. Setidaknya semakin banyak orang Korea Selatan yang mulai mengandalkan kartu kredit dan berbagai alat pembayaran digital. Korea Selatan sudah memiliki sebagian besar infrastruktur di seluruh negeri untuk menjadi non-tunai.

Dilaporkan bahwa sekitar 6 persen dari PDB Korea Selatan adalah pengeluaran e-commerce dan lebih dari 100 transaksi pada setiap kartu kredit per tahun.

Itu akan membuat Korea Selatan tetap menjadi perbincangan di tahun-tahun mendatang dalam hal gagasan untuk tidak menggunakan uang tunai atau bahkan lebih mengandalkan solusi elektronik.

5. Inggris

Gawat! Uang Tunai Diprediksi Bakal Punah dari Negara-Negara IniIlustrasi Inggris (IDN Times/Isidorus Rio)

Inggris telah merangkul teknologi, termasuk digitalisasi uang. Khususnya London, telah melakukannya sejauh ini dan terus berpenetrasi.

Inggris memiliki kehadiran yang kuat di perbankan online dan saat ini berada di tempat kedua setelah Amerika Serikat dalam hal bidang teknologi keuangan. Pedagang yang menerima pembayaran kartu dan seluler juga mengalami peningkatan signifikan.

Pada tahun 2020, Inggris berada di urutan ke-3 setelah Amerika Serikat dan China dalam PDB yang dikontribusikan oleh e-commerce, dan mereka berada jauh di atas Jepang di tempat ke-4.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya