13 Sektor Industri Masuk Pasar Modal Syariah, Ini Daftarnya

Mayoritas efek syariah dari barang konsumen non-primer

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memperbaharui Daftar Efek Syariah (DES) periode kedua tahun 2022. Dalam daftar itu, ada 13 sektor industri yang masuk ke pasar modal syariah.

Adapun 13 sektor itu meliputi 542 saham emiten dan perusahaan publik, serta efek syariah lainnya yang masuk dalam DES periode II tahun 2022.

Dari 13 sektor itu, mayoritas efek syariah berasal dari sektor barang konsumen non-primer dengan porsi sebesar 17,93 persen. Berikut daftar lengkap 13 sektor industri yang masuk DES periode II tahun 2022.

Baca Juga: Butuh 3-4 Bank Syariah Seperti BSI Maksimalkan Potensi Syariah di RI

1. Daftar 13 sektor industri di DES terbaru

13 Sektor Industri Masuk Pasar Modal Syariah, Ini DaftarnyaIlustrasi investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia terbaru yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jumat (30/6/2023), berikut daftar 13 sektor industri yang masuk pasar modal syariah, beserta proporsi jumlah sahamnya:

  1. Barang konsumen non-primer sebesar 17,93 persen
  2. Barang konsumen primer sebesar 14,86 persen
  3. Barang baku sebesar 12,68 persen
  4. Properti dan real estat sebesar 11,59 persen
  5. Energi sebesar 10,14 persen
  6. Infrastruktur sebesar 8,51 persen
  7. Perindustrian sebesar 7,97 persen
  8. Kesehatan sebesar 4,71 persen
  9. Teknologi sebesar 4,53 persen
  10. Transportasi dan logistik sebesar 3,8 persen
  11. Emiten tidak listing sebesar 1,63 persen
  12. Keuangan sebesar 0,91 persen
  13. Perusahaan publik sebesar 0,72 persen.

2. Indeks saham syariah tumbuh 15,19 persen di akhir 2022

13 Sektor Industri Masuk Pasar Modal Syariah, Ini DaftarnyaIlustrasi Bank Konvensional vs Bank Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Hingga akhir 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada level 217,73. Angka itu meningkat 15,19 persen dibandingkan akhir 2021 yang sebesar 189,02.

Selain ISSI, indeks saham syariah lainnya juga mencatatkan pertumbuhan sepanjang tahun 2022. Misalnya indeks

Pada periode yang sama,  Jakarta Islamic Index (JII) meningkat sebesar 4,63 persen, dari sebelumnya 562,02 menjadi 588,04 di akhir tahun 2022.

Kemudian, Jakarta Islamic Index 70 (JII70) juga meningkat sebesar 1,56 persen dari 195,96 pada akhir tahun 2021 menjadi 199,02 di akhir tahun 2022.

Selain itu indeks IDXMES BUMN 17 berada pada level 91,76 mengalami penurunan sebesar 3,04 persen dibandingkan tahun 2021.

Baca Juga: Indonesia Ajak Singapura Investasi di Kawasan Industri Halal 

3. Pemerintah terbitkan obligasi syariah sebesar Rp303,24 triliun sepanjang 2022

13 Sektor Industri Masuk Pasar Modal Syariah, Ini DaftarnyaIlustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada awal 2022, pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp342,05 triliun. Namun, realisasinya yang diterbitkan hanyalah sebesar Rp303,24 triliun.

SBSN atau Sukuk Negara sendiri diterbitkan untuk membiayai APBN. Sejak diundangkannya UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, hingga saat ini penerbitan Sukuk Negara telah mencapai Rp2.223,01 triliun dengan berbagai metode penerbitan (lelang, book building, private placement), baik dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing (dolar Amerika Serikat).

Jumlah outstanding Sukuk Negara per 30 Desember 2022 mencapai Rp1.344,35 triliun atau sekitar 19,6 persen dari total Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah.

Adapun dari sisi korporasi, tercatat sepanjang 2022, terdapat penerbitan 76 seri sukuk korporasi dengan total nilai penerbitan sebesar Rp18,52 triliun. Pada periode yang sama, terdapat 44 seri sukuk korporasi jatuh tempo dengan total nilai Rp12,26 triliun.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya