5 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Ajukan Pinjaman ke Bank Digital
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Akses pendanaan atau kredit kini makin banyak dan juga mudah di Indonesia. Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa mencoba berbagai program kredit untuk membangun usahanya.
Apalagi, kini makin banyak bank digital yang memberikan kemudahan untuk mengakses kredit. Pinjaman dari bank digital itu bisa menjadi pinjaman yang produktif bagi UMKM.
Namun, sebelum mengajukan pinjaman, ada lima hal yang perlu diperhatikan selain agunan. Berikut rinciannya.
1. Rutin membuat administrasi keuangan
Pengajuan pinjaman perlu memperhatikan pembukuan alias administrasi keuangan selama berbisnis. Dikutip dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (18/12/2023), pencatatan aktivitas keuangan berperan besar dalam kemajuan suatu bisnis.
Pencatatan seluruh pemasukan dan pengeluaran akan membuat bisnis lebih transparan dan lebih dipercaya oleh bank sebagai pemberi pinjaman. Selain itu, pencatatan keuangan membantu proses penyusunan rencana perputaran modal usaha.
2. Perhatikan transaksi keuangan
Selain pencatatan keuangan, sebaiknya pelaku UMKM juga memperhatikan seluruh transaksi keuangan yang dilakukan. Maksimalkan transaksi pada bank, agar ada catatan yang rinci.
Kurangi transaksi tunai atau apabila terpaksa melakukan transaksi tunai, uang setorkan uang tersebut di bank secara berkala. Bagi pengusaha ritel, bisa memanfaatkan pembayaran melalui QRIS, pembayaran dengan kartu menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture) maupun transfer merupakan hal yang penting disediakan oleh pelaku bisnis di era cashless payment seperti ini.
Sebab, mutasi rekening bank yang aktif merupakan salah satu poin penting pada evaluasi pemberian pinjaman.
Baca Juga: Bank Digital Vs Bank Konvensional, Begini Menurut Dirut BRI
Editor’s picks
3. Sesuaikan pinjaman dengan kebutuhan
Saat hendak mengajukan pinjaman, pastikan nominal yang diajukan memang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Misalnya, kebutuhan untuk membeli mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk produksi, atau untuk menambah modal kerja untuk perputaran usaha.
Ingat, jangan menggunakan pinjaman usaha untuk keperluan konsumtif, karena bisa memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan bisnis.
4. Jaga track record bisnis
Dengan pesatnya perkembangan internet, konsumen bisa memberikan ulasan atau review mengenai barang atau jasa yang dibeli dengan mudah. Tentunya, hal ini sangat berdampak bagi citra dan juga sepak terjang atau track record bisnis.
Oleh sebab itu, pengusaha harus memastikan produk yang disediakan berkualitas, dan juga memberikan layanan yang terbaik. Sehingga, bisa mendapatkan ulasan yang positif dari konsumen.
Ulasan positif bisa menjadi salah satu pendukung dalam memperoleh pinjaman dari bank.
5. Perhatikan riwayat pinjaman
Bagi bank, salah satu poin utama untuk menentukan karakter seorang pengusaha adalah dengan melihat riwayat pinjamannya. Riwayat pinjaman yang dimaksud bukan hanya pinjaman produktif. Namun, pinjaman konsumtif seperti kartu kredit, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan kredit kendaraan yang pernah atau sedang dimiliki calon nasabah.
Jika nasabah konsisten menjaga pemenuhan kewajibannya berupa pembayaran pokok dan bunga kepada bank, dinilai sebagai orang yang dapat menjaga komitmen.
Harapannya dengan memberikan pinjaman kepada orang yang tepat, fasilitas pinjaman berjalan lancar sampai dengan lunas.
Baca Juga: [QUIZ] Tahu Bedanya Bank Digital dan konvensional? Yuk, Tes!