OJK Catat Kenaikan Kredit Macet Pinjol, 360Kredi Lakukan Ini

Penyaluran dana diawali dengan verifikasi dan identifikasi

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan angka kredit macet platform pinjaman online (pinjol) mengalami kenaikan pada Januari 2024. OJK mencatat pinjaman macet perorangan atau tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) mencapai Rp1,33 triliun.

Adapun nilai outstanding pinjaman berkategori kredit macet naik 15,36 persen dibandingkan Januari 2023 yang hanya Rp1,15 triliun.

Untuk menekan angka kredit macet, salah satu platform pinjaman online (pinjol) alias fintech peer-to-peer (P2P) lending, yakni 360Kredi menyiapkan berbagai langkah. Menurutnya, isu kredit macet di industri pinjol bukan menjadi hambatan untuk terus tubuh dan melayani peminjam (borrower) perusahaan.

“Justru menjadi dorongan kami untuk terus berinovasi. Misalnya, dengan memperkuat proses penilaian kredit, pengetatan credit scoring, dan tetap melakukan pendekatan yang humanis terhadap proses penagihan, serta pemanfaatan teknologi” kata CEO 360Kredi, Kuseryansyah dalam keterangannya, Senin (8/4/2024).

Baca Juga: Diduga Jalankan Monopoli di Pinjol Pendidikan, AFPI Buka Suara

1. Utamakan pembiayaan produktif

OJK Catat Kenaikan Kredit Macet Pinjol, 360Kredi Lakukan Iniilustrasi kredit (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun penyaluran kredit selalu diawasi dengan proses identifikasi dan verifikasi borrower melalui electronic know your customer (E-KYC).

Menurut Kuseryansyah, sistem e-KYC yang saat ini dimiliki sudah baik, tetapi seiring berjalannya waktu tetap dibutuhkan inovasi dan investasi demi efisiensi dan efektivitas e-KYC.

“Hal yag paling penting tentu memastikan keberlanjutan penyaluran pendanaan kepada borrower tetap terjaga dan terlayani dengan baik,” ucap dia.

Dia memproyeksikan angka kredit macet akan terjaga dengan berbagai mitigasi yang sudah diterapkan perusahaan. Namun, dia menyadari bahwa kondisi ekonomi belum stabil sehingga 360Kredi akan terus mengamati dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang akan berdampak pada kredit macet perusahaan.

2. Penyaluran pendanaan bakal terus tumbuh

OJK Catat Kenaikan Kredit Macet Pinjol, 360Kredi Lakukan IniIlustrasi Fintech (IDN Times/Aditya Pratama)

Seiringan dengan itu, 360Kredi memperkirakan penyaluran pendanaan perusahaan akan terus mengalami pertumbuhan. Hingga kuartal I-2024, 360Kredi telah menyalurkan total pendanaan hingga Rp2,4 triliun dan TKB90 terjaga di 98,49 persen.

"Prospek tahun ini, 360Kredi cukup optimistis untuk tumbuh lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu," kata Kuseryansyah.

Sementara itu, menanggapi kebijakan OJK terkait batas atas pendanaan fintech P2P lending di sektor produktif, yang saat ini hanya Rp2 miliar, 360Kredi menyambutnya dengan baik.

“Hal ini tentu akan memperluas cakupan layanan fintech lending kepada UMKM yang merupakan kontributor penting bagi GDP dari penyerapan tenaga kerja Indonesia, juga mendorong peningkatan penyaluran fintech lending bagi UMKM yang semakin inklusif” ujar Kuseryansyah. 

Kuseryansyah menyebut rencana tersebut menjadi bentuk nyata dalam pemenuhan roadmap pengembangan dan penguatan fintech P2P lending yang telah dicanangkan OJK tahun lalu, terutama terkait peningkatan porsi pendanaan sektor produktif yang dapat meningkat lebih agresif.

Bagi 360Kredi sebagai P2P lending di sektor konsumtif, rencana tersebut tidak akan berdampak pada peningkatan dana, karena pada umumnya pendanaan konsumtif berkisar di bawah Rp10 juta.

Baca Juga: Cara Cek KTP Dipakai Orang Lain untuk Pinjol, Waspada!

3. Salurkan paket sembako jelang Idul Fitri

OJK Catat Kenaikan Kredit Macet Pinjol, 360Kredi Lakukan Iniilustrasi sembako (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam kesempatan itu, Kuseryansyah juga mengatakan perusahaan merealisasikan program corporate social responsibility (CSR) dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa di Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Al-Munawwaroh, Kembangbahu, Lamongan, Jawa Timur.

Kegiatan CSR #360KrediBerbagi yang digelar di YPP Al-Munawwaroh ini memberikan santunan kepada 126 anak yatim dan dhuafa berupa paket sembako seperti beras, minyak goreng, mie instan dan bahan pokok lainnya.

“Kegiatan CSR ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial kami sebagai layanan fintech terhadap lingkungan sosial” ujar Kuseryansyah.

Baca Juga: 3 Jenis Akad yang Paling Banyak Dipakai Fintech Syariah di Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya