[Puisi] Banjir Kerinduan

Perasaan tak menentu berujung banjir rindu

Sebagaimana musim yang bekerja sesuai waktu tertentu

Begitu pun juga rindu ya bereaksi tanpa diketahui kapan ia menggebu

Adalah hujan bulan Januari yang belakangan turun melulu;

Satu waktu ia turun malu-malu

Pada waktu lain, ia turun seolah tak tahu waktu;

Terus turun dan tidak peduli sekali pun mencoak batu;

Atau bahkan merendam seisi kota yang kemudian menggores kelabu

 

Rindu, suatu rasa yang ajaib dan penuh misteri

Ia bekerja tanpa siapa pun tahu pasti;

Mengerubungi diri tanpa permisi;

Atau bahkan mengalami eskalasi

Yang membekukan diri;

Terkadang,

Layaknya penjarah, ia curi segenap isi hati

Hingga, kegundahan yang mengisi

 

Adalah waktu yang tidak dapat diprediksi;

Serta intensitas rasa rindu yang terus meninggi

Membuat diri diguyur sesuatu yang tak pasti;

Yang merendam kewarasan diri

Sebab rindu telah membanjiri;

Seisi hati kemudian gigil tak berhenti

Lalu,

Adalah suatu kehangatan yang mampu membuat banjir mereda;

Sebagaimana rindu yang surut selepas doa yang kemudian menjadi nyata;

Dipertemukan engkau yang meneduhkan jiwa;

Menyenangkan mata;

Penyebab metamorfosa suatu kekaguman menjadi cinta

Adinda

 

Baca Juga: [PUISI] Kita yang Sebatas Pernah 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Hasib Photo Writer Hasib

Sulung kelahiran Kota Tangerang ketika mozaik reformasi sedang terus disusun, pada penguhujung '96. Berharap deret-deret tulisan memperpanjang usia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya