[PUISI] Rinduku dan Gemerisik Angin

Katakan padanya, aku sesak dalam rindu

Aku berdoa menengadah ke langit
Merapal sebait kalimat untuk disampaikan
Kubilang, sampaikan salam rindu ini padanya
Katakan, aku nyaris mati karena rindu
Duduk sendiri dalam sunyi, berharap Ia juga tahu

Kau memang tak lagi di sini
Ragamu telah menyatu dengan bumi
Tapi, kupastikan kalau jiwamu tetap di hati
Menjadi satu dalam pikiran
Terkunci rapat dalam ingatan

Tenang aja, aku hanya sedih sebentar
Biarkan saja rindu ini semakin membesar
Ibu... kau tenang aja di atas sana
Tak perlu khawatir, aku baik-baik saja walau kadang terluka
Tapi aku kuat karena kasihmu selalu terasa

Jadi, kutegaskan lagi kalau angin adalah temanku
Selalu menemani di setiap malam yang syahdu
Sosok sahabat setia dikala aku merindukanmu
Gemeresiknya berbisik pelan menyampaikan sebuah jawaban
Dia bilang, kalau aku rindu, maka dirimu selalu tahu

Dan Ibu...
Akan kupastikan kalau aku tumbuh dengan baik
Mewarisi setiap kebaikan yang telah kau pesankan
Aku akan berjalan teguh tanpa takut
Seperti dirimu yang tak pernah gentar menantang dunia

Baca Juga: [PUISI] Dalam Lirih Doamu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Cappucinotea * Photo Verified Writer Cappucinotea *

Tohoshinki Enthusiast, Instagram: astri_meita

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya