[PUISI] Hanya Rindu

Terdiam dan tersadar 

Membeku di antara siang yang terik
Kupeluk tubuh hangatkan luarnya saja
Jari jemari bergetar menghitung angka sumbang
Bibir bergeming tanpa suara jelas

Mata yang melotot tajam
Pelan-pelan kendur lalu tersadar
Melepaskan energi negatif
Bersama burung yang mengangkasa

Baca Juga: [PUISI] Salam Rindu untuk Ayah dan Ibu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Atul Hamdalah Photo Verified Writer Atul Hamdalah

Selalu mencoba bahagia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya