[PUISI] Hanya Rindu
Terdiam dan tersadar
ilustrasi perempuan (pexels.com/Matheus Bertelli)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membeku di antara siang yang terik
Kupeluk tubuh hangatkan luarnya saja
Jari jemari bergetar menghitung angka sumbang
Bibir bergeming tanpa suara jelas
Mata yang melotot tajam
Pelan-pelan kendur lalu tersadar
Melepaskan energi negatif
Bersama burung yang mengangkasa
Baca Juga: [PUISI] Salam Rindu untuk Ayah dan Ibu
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Topik:
Editorial Team
Show All