[PUISI] Menjemput Sejumput Keadilan di Negeri Dagelan

Masih tersisakah sejumput keadilan?

Pernah kusaksikan
Peristiwa lucu yang menggemaskan
Di mana para penyamun
Bermodalkan intelektual tinggi
Menghamba ego akan materi
Mengibuli negara sendiri
Namun tak ada rasa bersalah yang menyertai
Layaknya jawara di serial televisi
Cengar-cengir sana sini
Tak peduli nestapa tanggungan negeri
Pernah kusaksikan
Peristiwa pelik yang menyesakkan
Kala seorang tua renta tak berdaya
Memetik kakao perusahaan ternama
Tak dapat mengerti peringatan sebab buta aksara
Serta minta maaf setulus jiwa raga
Namun miskin papa tak punya apa-apa
Terpaksa meladeni hakim dan jaksa di meja hijau perkara
Pasrah atas jeratan yang siap di depan mata
Sembari bergumam dalam hati kecil tanpa suara
"Betapa bobroknya hukum negeriku tercinta"
Pernah kusaksikan
Peristiwa nahas yang disiarkan
Manakala remaja setiba kenal kama asmara
Hilang akalnya dipagut dursila
Nekat berpuas berangta pada dara tak berdosa
Namun punya lembar-lembar penuh digdaya
Tak ada pening risau di kepala
Cukup menutup rapat mulut penggelar perkara
Hingga kelu lidahnya di pengadilan sandiwara
Oh negeriku tercinta
Indonesia yang katanya negara hukum pada ayat tiga
Keadilan suci safa dambaan rakyat jelata
Terkoyak-koyak bengis yang hina dina
Raib hilang entah ke mana
Sejumput pun tak tersisa

Baca Juga: [Puisi] Tak Pernah Utuh

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Giffary Yusuf Photo Verified Writer Giffary Yusuf

Gemar berimajinasi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya