[Puisi] Ruang Penghambaan

Bunga matahari yang mekar ini layu #IDNTimesFiction

Amarah pahit manisnya kerinduan

Ku rasakan dalam-dalam sandaran

Genggaman yang mengatakan takkan pergi

Namun tetap pergi

 

Berangsur-angsur membawa pelukan

Meninggalkan yang hidup

Mematikan yang berkembang

Membalut aku dengan dingin dan sepi

 

Kita pernah berlari

Sebelum sempat melawan, kemudian menghindar

Kamu yang percaya ketiadaan

Menyeretku menuju ruang penghambaan

 

Kita ditakdirkan untuk mengenal

Namun kepergian ini tidak sempat menitipkan pesan abadi

Aku hidup di dalam perasaan yang mati

 

Pikirku kita akan bicarakan tentang dewasa dan anak-anak

Menceritakan kematian yang ditunggu-tunggu

Berdasarkan kisah nyata, kita hidup saling terjaga dalam diam

Sejatinya bunga matahari yang mekar ini layu

Mataharinya tak mau menampakan sinarnya

 

Tangerang, 2020

Baca Juga: [PUISI] Lirih yang Meluruh

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Irfan Suparman Photo Writer Irfan Suparman

Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya