[Puisi] Ruang Penghambaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Amarah pahit manisnya kerinduan
Ku rasakan dalam-dalam sandaran
Genggaman yang mengatakan takkan pergi
Namun tetap pergi
Berangsur-angsur membawa pelukan
Meninggalkan yang hidup
Mematikan yang berkembang
Membalut aku dengan dingin dan sepi
Kita pernah berlari
Sebelum sempat melawan, kemudian menghindar
Kamu yang percaya ketiadaan
Menyeretku menuju ruang penghambaan
Kita ditakdirkan untuk mengenal
Namun kepergian ini tidak sempat menitipkan pesan abadi
Aku hidup di dalam perasaan yang mati
Pikirku kita akan bicarakan tentang dewasa dan anak-anak
Menceritakan kematian yang ditunggu-tunggu
Berdasarkan kisah nyata, kita hidup saling terjaga dalam diam
Sejatinya bunga matahari yang mekar ini layu
Mataharinya tak mau menampakan sinarnya
Tangerang, 2020
Baca Juga: [PUISI] Lirih yang Meluruh
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.