[PUISI] Sudah Cukup

Luka meronta-ronta dengan bekasnya

Biar lara menyapa lebih dahulu sebelum senja berganti
dengan fajar yang menghantui
pada setiap alur kisah dengan dibarengi deras air mata tak henti
di setiap detak nadi

Tempat bernaung mungkin ditelan semesta
dengan rakusnya
menerka-nerka bahwa nyatanya bahagia
hanya singgah ketika butuh dan dibuang dengan lusuh

Sudah cukup permainan atas nama aku dan kamu
yang melebur menjadi butir abu masa lalu
menyapu bersih setiap bulir rindu
dan masih terbesit di benakku
dengan metafora ucapmu yang rancu

Membiarkan pergi menjadi gerbang pembatas
yang tertutup rapat dengan tangan
yang enggan membuka ketika diminta
karena luka meronta-ronta dengan bekasnya

Baca Juga: [PUISI] Filosofi Rumah 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

kris inayah Photo Writer kris inayah

Pengikut dunia imajinasi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya