[PUISI] Enggan Meninggalkan Langit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
malam telah patuh pada fajar
menyingkir dan membawa kelam hilang
menelan pekat seorang diri
tanpa gemintang
tanpa rembulan
hanya embun yang bersorak atas kepergian
bukan malam kalah pagi
dia hanya merelakan ruang berganti
membiarkan terang tumbuh di pucuk-pucuk dedaunan
menelusup cerah rona baru di hati setiap insan
tentang kehidupan
tentang harapan
bersama kepul awan di mega-mega
mentari nampak masih malu
mengirim hangat dari balik reranting kering
menghapus jejak-jejak sang malam
saat hanya ada sepi
saat hanya ada sedu
yang menguasai pelupuk teramat berat
di sudut tatap mata ini
di dasar ruang hati ini
masih saja terselip rindu
pada parasmu
pada hadirmu
yang tak pernah rela dihapus
seperti rembulan yang enggan meninggalkan langit pagi ini...
Baca Juga: [PUISI] Pengagum yang Patah Hati
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.