Aku terlahir untuk menjadi akhir
Namun juga sebagai awal dari harap
Saat belia, aku menjadi hal utama
Saat dewasa, aku bimbang bersama masa
Rambut mereka memutih
Di saat aku masih sia-sia
Senyum ibuku selalu diiringi mata yang sayu
Tubuh tegap bapak, tak sekuat tampilannya
Menjadi bungsu
Aku cemas akan datangnya akhir dari waktu
Siapa sangka akan menjadi senang
Malamku tak pernah tenang
Memikirkan jalan pintas untuk dapat memberi
Namun yang hadir selalu buntu
Aku tumbuh memahat waktu
Aku harus sampai lebih dulu
Tidak boleh kalah dari masa kedua orangtuaku
Aku percaya,
Aku berdoa,
Aku berusaha,
Akan sampai pada masa
Tangis mereka adalah air mata bahagia
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Aku, si Bungsu

Pixabay.com/Free-Photos
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorAnnisa Puji Hastuti
Follow Us