Dengan teriakan-teriakan membisu
Bayangan muram menari di depan mata
Cahaya redup yang perlahan menyusup
Menelan seluruh aroma hiruk-piruk
Sedang ia lebih memilih bersandar di kursi
Bertahan pada sudut yang senyap
Sesekali tenggelam dalam lelap
Sekalipun menghirup udara pengap
Riuh-rendah di bawah naungan semesta
Tak menghiraukan pihak yang tetap bertahan
Pada teriakan nyari sekarang
Suara yang pasti akan terbungkam