Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Diam yang Menguatkan

Ilustrasi kesendirian (www pexels.com/Rene Terp)
Ilustrasi kesendirian (www pexels.com/Rene Terp)

Aku belajar dari laut yang tenang,
ia tak melawan badai, hanya terus datang.
Kadang hidup tak perlu banyak alasan—
cukup bernafas, meski perlahan,
dan biarkan luka duduk tanpa pertanyaan.

Tak semua marah perlu disambut kata,
tak semua kecewa layak diubah jadi cerita.
Ada teduh dalam hati yang memilih sunyi,
dan kekuatan justru lahir
dari hal-hal yang tak perlu dijelaskan.

Kau tahu, tak semua yang diam itu rapuh,
kadang justru yang diam, yang paling utuh.
Ia menelan perih tanpa membuat gaduh,
menang dalam sunyi yang lembut,
dan pulih tanpa pernah terlihat runtuh.

Aku tak ingin jadi yang paling lantang,
hanya igin bertahan tanpa kehilangan arah.
Menjadi kuat bukan soal banyak bicara—
tapi soal siapa yang tetap berjalan,
meski tak semua hal bisa dijelaskan.

Diamku bukan akhir dari segalanya,
tapi cara sederhana menjaga jiwa.
Karena hidup terlalu singkat untuk membenci,
dan terlalu luas untuk dimenangkan dengan ego.

Aku memilih tenang, agar tak ikut tenggelam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us