Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Februari Duka

ilustrasi anak bermain layangan (pixabay.com/cocoparisienne)

 

16 Februari 2010
Engkau masih jauh dari kata sepuh
Namun, engkau terbaring lemah
Pascaterapi cuci darah
Akibat ginjal yang bermasalah

Ayah, pagi itu engkau tersenyum lemah
Memberi restu untukku ujian mata kuliah
Aku terlalu bodoh, bukan di sisimu
Namun memaksakan ujian semester delapan

Aku kembali, engkau sudah berpulang
Tanpa sempat aku memegang tangan
Tanpa bisa menuntun kalimat Tuhan

Ayah, dua belas tahun sudah
Aku masih seperti bocah yang merindukan ayah
Dalam setiap doa-doaku, engkau ialah nama utama yang kubaca

Ayah, aku rindu pada gelak tawamu
Februari 2010 penuh duka dan air mata
Memisahkan kita untuk selamanya

Ayah, sekelebat aku melihat hadirmu
Membetulkan selimut tidurku
Bila memang segera tiba waktuku
Tak apa, aku telah rela
Segera ingin kembali berjumpa
Dan menerbangkan kembali layang-layang kita

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Riza AA
EditorRiza AA
Follow Us