Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang di tengah hujan (pexels.com/aleksanderpasaric)

Tetes demi tetes mulai berguguran
Bahkan, penapak kaki dengan sukarela
Membiarkan tetesannya menyelimuti tanah
Tanpa lupa menengadahkan kedua tangan
Disertai gejolak kalbu yang mendominasi
Semacam lukisan cahaya di atas awan
Berkat datangnya rahmat Tuhan
Yang begitu menenangkan hati

Di bawah balok kayu kubersandar
Tapi, tanpa pernah kuduga
Perlawanan jarum jam berhasil kembali
Mengelabuhi isi genggaman kecilku
Terlalu kuat untuk sekedar renggang
Meski berulang kali telah kucoba
Dan pada akhirnya
Membawaku kembali pada jiwa itu

Dimana sepasang purnama mulai beraksi
Mematahkan tameng yang telah lama menemani
Hingga sang sabit memutar balikkan keadaan
Bersama siulan yang terus berjalan ke belakang
Mengabaikan detakan yang seakan butuh sandaran
Sampai ku benar-benar merasakan sendiri
Bahwa batu telah lebur menjadi tanah
Dan tenggelam dari tatapan sang fajar

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team