Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Keyakinan yang Goyah

ilustrasi seorang pria yang sendirian (pexels.com/Ferdous Hasan)

Kita pernah hangat seperti pagi
Tapi kini hanya sunyi yang bernaung
Bukan karena badai yang mengguncang
Namun percikan kecil yang membakar segalanya

Kau diam tak berkata apa pun
Seolah tak ada yang runtuh
Padahal aku menunggu dengan sabar
Tanpa menuntut permintaan maaf

Hari-hari menjadi panjang
Saat yang kutunggu bukan waktu
Melainkan kehadiranmu kembali
Entah apa yang menahanmu

Aku mulai bertanya dalam hati
Jika memang aku berarti
Mengapa aku harus terus mendekat
Sementara kau tetap diam di tempat

Jika memang aku layak diperjuangkan
Maka aku tak akan merasa sendirian
Tidak perlu menimbang rindu
Dengan keyakinan yang perlahan goyah

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us