Ketika fajar berekspresi bersama jingganya
Di atas dipan empuk getar rindu mengguncang
Seorang istimewa yang ditelan gerhana
Dua belas purnama berlalu
Coklat hangat manisku pahit melulu
Sesekali sarapan masih penuh keluh
Sebuah perjamuan di siang terik
Karena kejut, tak diasumsi
Pesannya lebih menarik
Gurun rindu telah bernyali
Mengijinkanmu hadir secepat hembus angin
Sayang, amarahku tertinggal di bilik
Tawa bak petir menggema ruang perjamuan gempita
Otak tipis berdering memunculkan pesan
'iya sayang, sama teman yang mana?'
Ternama 'sweetheart' aku baca
Diam,
Bunuh saja lancangku ini, cepat!