Aku berjalan meski bumi menggigil
Meski hujan ragu-ragu turun di pelipir
Setiap luka kutanam dalam diam
Menumbuhkan doa yang tak henti kugenggam
Tak ada yang tahu berapa kali jatuhku
berapa kali dunia terasa tak ramah padaku
Namun aku terus, walau peluh jadi air mata
Walau harapan tinggal bisik yang nyaris sirna
Karena aku percaya pada cahaya
Yang menunggu di ujung sunyi penuh tanya
Bukan tentang siapa tercepat tiba
Tapi yang tak menyerah meski nyaris patah