Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Perempuan yang Merajut Cahaya

ilustrasi perempuan yang mencoba bangkit dari keterpurukannya (pexels.com/Tobi)

Ia jatuh
Layaknya hujan yang belum sempat menjadi pelangi
Ketika tangan kecilnya tak lagi punya jari untuk digenggam
Di matanya tersimpan langit patah

Dalam dadanya, ombak tak kunjung reda
Namun pagi terus memaksa datang
Untuk itu, ia belajar berjalan meski masih tertatih
Dengan suara serak yang nyaris hilang

Ia mencoba menyapa matahari seakan berkata, "Aku belum selesai"
Lukanya tak ia tutupi
Ia sengaja biarkan terbuka supaya angin tahu
Betapa panjang jalannya menuju pulih

Namun dari luka itu tumbuh diam-diam
Sebuah kekuatan yang tak bersuara, tapi mengakar
Ia coba menenun harinya dari sisa harapan
Menyulam cahaya dari benang kehilangan

Tak pernah ada yang tahu
Betapa tiap senyumnya adalah perlawanan
Tiap napasnya adalah putusan untuk hidup lagi
Ia tak lagi menuntut dunia mengerti
Cukup angin tahu, bagaimana ia menggigil dan tetap berdiri 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us