Tatkala hari itu mataku memerah
Menahan tiap irisan tawa
Dan senandung kata
Manis menurut mereka
Namun miris bagi perasa

Sang Perasa
Hanya diam, berkutat di pojok sengsara

Namun merah sengaja tak dapat menahan
Rasa kian meledak bersama degup yang melekat
Hatiku hancur namun tak ada rasa
Sudah lama indra lain beristighfar, menyebut namaNya

Tahan badai ucapan, renungku
Terima kilatan petir sindir
Beramu senandung kalbu
Menahan cibir

Taukah kau "Sang Perasa"
Itu aku yang sedang merasa

Syelvy, Malang