Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Remuk Badan

ilustrasi boneka rusak (Unsplash/Viktor Forgacs)

Remuk tubuhku menahan cemburu atas seluruh bunga-bunga yang Tuhan mekarkan dalam hidupmu,

untuk dirimu, bersuka ria, dari terbit fajar hingga lembayung terbenam

Sedang diriku harus kembali merajut erat kesabaran yang kian hari kian meregang,

sembari menggenggam erat pada takdir hidup yang sedari awal tak pernah kuperkenankan

 

Malam-malam yang hari berganti hari kian panjang

lahan-perlahan melahap kewarasanku 'tuk berpikir jernih

tak pernah usai mengupasi tiap sisi kulitku api cemburu

menyublim, menghilang bagai debu, sekujur tubuhku

mau sampai kapan terus cemburu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fachrama Sumitro
EditorFachrama Sumitro
Follow Us