Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[CERPEN] Jika Kehendak Tuhan Bisa Dimanipulasi

Pexels.com/ Maggie Zhan
Pexels.com/ Maggie Zhan

"Kapan kamu lulus?"

"Kapan kamu wisuda?"

"Kapan kamu bekerja?"

"Kapan kamu menikah?"

"Kapan kamu punyak anak?"

Kapan, kapan, kapan, dan kapan. Bagiku manusia itu makhluk yang terlalu banyak bertanya dan menuntut. Padahal, bukankah mereka sendiri tahu bahwa rezeki, jodoh, dan maut manusia sudah diatur dan ditetapkan oleh Tuhan? 

Bukankah manusia hanya bisa berdoa dan berusaha? Lalu, jawaban seperti apa yang harus diberikan jika ternyata doa dan usahanya memang belum sampai pada tanggal yang sudah dicatatkan oleh Tuhan?

Bahkan sekolah dan kuliah yang sudah ditentukan waktunya pun terkadang masih tidak bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

"Jika saja aku bisa melihat atau setidaknya mengintip catatan Tuhan, maka pasti akan kujawab pertanyaan kalian dengan waktu yang pasti. Tetapi aku siapa? Aku hanya bisa menjawab mungkin sore nanti, besok, lusa, atau entah kapan," batinku setelah mendapatkan pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya.

Aku masih ingat benar, beberapa tahun lalu mereka mencercaku dengan pertanyaan 'kapan menikah?'. Sebagai jawabannya aku hanya bisa mengatakan 'saat waktunya sudah tiba', sembari menghela napas. Kalian tahu kenapa? Karena meskipun Tuhan sudah mempertemukanku dengan seseorang, tidak ada jaminan bahwa dialah jodohku.

Sebab bertemu tidak selalu berujung bersama, bukan?

Saat ini, bertahun-tahun sudah berlalu. Tetapi aku masih saja ditanya 'kapan?'. Bukan. Kali ini mereka bertanya tentang 'kapan punya anak?'. Lebih kejamnya lagi, mereka membubuhi pertanyan itu dengan kata tanya lain yang semakin tidak bisa kutemukan jawabannya.

"Kenapa masih belum punya anak?"

Aku mungkin hanya bisa menjawab, "mungkin karena belum rezeki kami." Tetapi seandainya mereka ingat bahwa tidak semua orang diberi kepercayaan untuk memiliki buah hati dalam pernikahannya. Kenapa? Karena kehendak Tuhan sudah demikian.

"Ah kamu memang sengaja menunda, mungkin."

"Periksa ke dokter saja. Siapa tahu kalian 'bermasalah'."

"Jangan-jangan kamu infertil."

Itu mungkin yang selanjutnya mereka katakan setelah mendengar jawabanku. Tetapi, bukankah mereka tahu bahwa ketika Tuhan berkehendak, tidak ada hal yang mustahil baginya?

Wanita-wanita yang divonis infertil misalnya, bukan hal tidak mungkin bagi mereka untuk memiliki keturunan, jika Tuhan sudah berkehendak. Sebaliknya, mereka yang sama sekali tidak memiliki masalah pada tubuhnya, bisa saja Tuhan tidak memberikan keturunan. Kenapa? Karena kehendak Tuhan sudah demikian.

"Minum ini atau yang itu saja. Keponakanku kemarin langsung positif setelah minum ini dan itu."

Aku tahu. Tetapi itu hanya bagian dari usaha. Aku bukannya tidak mau melakukannya. Aku juga sudah mencoba segala cara. Sementara keputusannya, kehendak Tuhan tetaplah yang menentukan hasilnya akan seperti apa.

"Kenapa kalian lupa bahwa segala usaha yang kita lakukan tidak sepenuhnya kita sendiri yang menentukan hasilnya?"

"Kenapa kalian lupa bahwa yang bisa dilakukan manusia hanya berikhtiar, bukan memanipulasi kehendak Tuhan?"

Jika catatan Tuhan bisa kupinjam dan kehendak-Nya bisa kumanipulasi. Apa ada jaminan aku tidak perlu menghadapi semua pertanyaan kalian ini? Apa ada jaminan hidupku berjalan sesuai rencana? Tetapi rencana siapa? Aku atau kalian?***

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reksita Galuh Wardani
EditorReksita Galuh Wardani
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Langit Merindukan Warna Jingga

07 Nov 2025, 07:15 WIBFiction
ilustrasi sampah

[PUISI] Sampah Emosi

07 Nov 2025, 05:04 WIBFiction
Seorang pria sedang mengusap air matanya.

[PUISI] Tentang Tangis

06 Nov 2025, 21:07 WIBFiction
ilustrasi berdiri di bawah bintang

[PUISI] Tarian Gemintang

06 Nov 2025, 20:17 WIBFiction
ilustrasi bintang

[PUISI] Pangkuan Bintang

06 Nov 2025, 17:07 WIBFiction
ilustrasi berkata tidak

[PUISI] Tanpa Permisi

06 Nov 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi langit (pexels.com/Francesco Ungaro)

[PUISI] Langit Tetap Biru

05 Nov 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi matahari terbit

[PUISI] Membaca Fotomu

04 Nov 2025, 20:46 WIBFiction
Ilustrasi perempuan di tengah malam

[PUISI] Abad Kegelapan

04 Nov 2025, 09:15 WIBFiction
ilustrasi gadis kecil

[PUISI] Parterre

03 Nov 2025, 20:26 WIBFiction