[CERPEN] Kekasih Rami Melek

Bersama kidung yang kusenandungkan di malam, kala aku berdiri di balkon menara menghadap cahaya bulan. Tetiba hadirmu menjelma, menyusup dengan melintas perbatasan dari benteng-bentang Haikal nan menjulang, mendatangiku di bawah salah satu menara-menara yang mengungkung dan memisah jarak antara aku dan kau, Rami Melek.
Nafasmu masih terengah, entah apa yang telah kau lalui sehingga nampak lah kau, begitu terguncang, Rami Melek? Dan aku tampil, menyampak ke pagar balkon, merunduk menyongsong ke hadapanmu di bawah sana, dan menyaksikan.
Gaunku berkibar, merentang ke udara-udara malam, bersama hembus bayu nan menentramkan. Berbicara serahasia mungkin lah, kekasihku Rami Melek. Sesungguhnya, dalam bisikan pun aku masih boleh menyimak apa yang nak kau utarakan, kekasih.
Sementara aku meluangkan masa, dan kau mempertaruhkan nyawa demi bersua, ungkapanmu begitu konyol, sesumbar mengajukan permohonan, untuk “menikahlah denganku, Sarasvati?”