[CERPEN] Senja Sore Itu

Angin sejuk berhembus melewati celah jendela kamarku sore itu. Sang fajar sudah siap untuk menutup hari lelah itu, begitu banyak yang ku lewati hari ini lalu kuingat kembali apa yang sebenarnya terjadi hari ini.
Pagi ini di buka dengan datangnya surat undangan pernikahan dirinya dengan sang calon suami, seketika aku terkejut kemudian kulihat bulan dan tanggal hari ini.
“April ya, begitu cepat waktu berlalu,” aku bergumam sambil terus menatap undangan itu. Tak terasa hari demi hari terlewati begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku bertemu dengannya, saat itu akhir tahun 2014 bulan sepuluh tepatnya, kami pertama bertemu di sebuah taman bunga dia duduk melamun sambil memegang coklat.
“Lama – lama coklat pun akan menangis jika di biarkan begitu saja,” ujarku sambil duduk di sampingnya. Ia pun menoleh ke arahku sambil memberikan senyumnya, rambut panjangnya yang terurai lurus semakin membuatnya terlihat cantik.