[CERPEN] Maaf, Aku Tidak Ingin Kembali

Terima kasih, sudah pernah menjadi warna dalam ceritaku

Ini akan menjadi surat terpanjang yang pernah kutuliskan dalam hidupku. Sebelum membacanya pastikan waktumu cukup banyak untuk menyimak setiap kata yang mungkin tak pernah terucap dari bibirku.

Jika kamu bersedia membacanya, tidak ada hal lain yang bisa kuucapkan selain "terima kasih" .

Dear Kamu,

Hi, apa kabarmu yang sudah lama tidak terlihat oleh mata?
Aku harap kamu baik-baik saja. Aku tahu di matamu ini basa basi omong kosong hanya untuk memulai menyapamu, tapi kamu harus tau seberapa besar upayaku menekan egoku untuk menuliskannya . 

Aku yakin kamu cukup tercengang mendapatkan surat dariku yang menjadi bagian dari masa lalumu. Atau mungkin aku sudah masuk dalam daftar nama yang tidak ingin kamu lihat lagi keberadaanya. 

Tapi sangat besar harapanku untuk kamu bersedia meluangkan waktumu walaupun sekedar membaca saja tanpa respon apapun. 

Pertama aku ingi kamu tahu tidak ada satu pun dari masa lalu yang kita lewati pernah aku sesali. Semua perjalanan yang kita lalui aku simpan rapi dalam kotak kenangan. Aku harus mengakui aku tidak punya kemampuan yang besar untuk melupakan semua tentangmu. 

Sekeras apapun aku mencoba, tetap saja kamu menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Aku tidak bisa menutupi itu. 

Bersamamu aku pernah merasakan mencintai dan dicintai. Kamu pernah menjadi tempat aku bersandar. Menjadi teman untuk menikmati makanan terbaik diseluruh penjuru yang kita jelajahi. Kita melakukan banyak hal bersama.

Perjalanan kita bukan perjalanan singkat. Waktu membawa kita masuk untuk saling mengenal lebih dalam.

Banyak keputusan yang kita ambil bersama. Banyak pertengkaran yang kita ciptakan. Banyak cerita yang sudah kita uraikan. Aku menghargai semua itu menjadi bagian dari cerita hidupku walaupun letaknya dimasa lalu.

Aku menghargaimu sebagai orang yang pernah memiliki peran dalam cerita hidupku.

Aku benar-benar tidak menyesalinya satu kali pun, aku tidak pernah menyesali apa yang terjadi diantara kita.

Kepergianku bukan sebuah kesalahan tapi sebuah keputusan. Aku berkemas untuk meninggalkanmu dan semua cerita burukmu. Aku tidak mau membawanya karena aku hanya ingin menyimpan cerita terbaik dari perjalanan kita.

Aku tidak membencimu, hanya saja aku tidak bisa kembali padamu. Kamu sudah melakukan kesalahan yang tidak bisa ditolerir oleh egoku, jadi ini menjadi keputusan terbaik untuk kita.

Aku tidak sedang membawamu untuk kembali pada masa lalu, aku hanya ingin menyampaikan maaf.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bersama surat ini aku menyampaikan sebuah permohonan maaf untukmu.

Maaf atas kepergianku yang tanpa aba-aba dan maafkan aku yang tidak bisa kembali padamu.

 

 

Best regrads

- Masa lalumu-

 

Aku tak tahu surat ini akan kamu baca atau tidak, tapi setidaknya aku sudah mencoba untuk mengalahkan egoku untuk meminta maaf. 

Bukan hal mudah membuka semua kenangan yang tersimpan rapi dan membiarkannya berhamburan dalam ingatan. Aku tidak sedang bernostalgia, tapi aku sudah berhasil melewati fase untuk memaafkan diriku sendiri. Hingga aku mengambil keputusan untuk memaafkanmu dan meminta maaf untuk semua keegoisanku. 

Aku tidak ingin bahagia sendiri, melepaskan semua beban ini. Aku ingin kamu juga bahagia dan bisa melepaskan kebencianmu padaku. Aku ingin menuliskan selesai pada cerita kita, tanpa melibatkan kemarahn dan ego kita masing-masing. 

Aku harap kamu bisa mengerti dan memaafkanku lewat surat ini.***

----

©Chesamstory 

 

 

Baca Juga: [CERPEN] Percakapan dari Balik Pagar Pembatas 

Caroline Sambuaga Photo Verified Writer Caroline Sambuaga

I am a creative director of my dream(s) Twitter & Instagram : @che_sam Wattpad : @chesamstory Blog : www.chesamstory.wordpress.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya