[CERPEN] Kain Hitam dalam Jiwa

Bagaikan kain hitam yang menutupi mata juga hati pria itu

'Ringgg'

Yudha hanya menatap handphone Yuki yang tak hentinya berdering di sampingnya dengan bimbang. Apakah dia harus mengangkat panggilan itu atau mengabaikannya begitu saja? Kali ketiga, handphone itu mengeluarkan suara memekakan membuat pengunjung cafe menolehkan kepala mereka ke arahnya. Saat itu juga Yudha memutuskan untuk mengangkat panggilan yang ditujukan pada sang kekasih.

'Mas galon1'

Itulah nama yang tertera pada handphone sang gadis yang kini tengah membayar makanan mereka di kasir. Perasaannya berkecamuk ketika melihat namanya; terasa tak asing. Rasanya Yudha pernah mengalami hal yang sama.

Ia mengangkat panggilan itu, berharap bahwa yang menghubungi sang kekasih memang benar-benar mas-mas penual galon. Berharap bahwa kejadian yang dulu ia alami itu tidak terjadi lagi. Berharap bahwa sang gadis sudah benar-benar berubah.

"Ki, masih sama si Yudha, ya? Kalo udah selesai ketemuan, yuk! Aku kangen nih," saat itu juga Yudha segera mematikan panggilan itu.

Terjadi lagi. Hal yang sama.

Kejadian serupa yang berulang.

..........


"Ki, 'mas galon satu' itu siapa?" tanya Yudha ketika Yuki baru saja kembali. Raut Yuki nampak terkejut, tetapi, dia mencoba sebisa mungkin untuk tersenyum dan tertawa.

"Apaan sih pertanyaan kamu itu. Ya, abang galon langganan aku, lah! Emangnya siapa?" jawab Yuki dengan lancar seolah sudah terlatih berbohong pada Yudha. Ah, salah, sebenarnya Yuki memang sudah sangat terlatih untuk berbohong.

'Aa Fotocopy', 'Abang Servis Laptop', atau 'Dek Danus' adalah buktinya. Nama-nama tersebut adalah nama selingkuhan Yuki yang selama ini disamarkan di kontak handphonenya. Juga orang-orang yang berhasil diketahui oleh Yudha yang membuat Yuki tak hentinya menangis dan meminta maaf pada beberapa waktu sebelumnya.

Yuki mulai mengecek handphonenya. Saat itu juga wajahnya memucat. Matanya memerah juga dengan seluruh wajahnya. Ia menahan tangisnya untuk tak tumpah.
Tangis penyesalan atau tangis takut ketahuan, tak ada yang tahu.

Tapi yang pasti, tangis itu mampu  membuat Yudha terlihat seperti orang jahat dalam keadaan ini. Membuat Yudha terlena dan melunak akan kesalahan berulang sang kekasih.

"Kamu curiga ke aku ya, Yud? Kamu kira aku bakal berkhianat ke kamu lagi apa gimana? Kamu gak percaya sama aku, ya? Aku tahu. Nama aku di mata kamu emang udah jelek banget, kan?

Tapi, Yud, aku gak bohong. Dia beneran mas-mas galon," ucap Yuki dengan sedikit tergesa. Yudha bisa melihat air mata di ujung matanya. Sebuah senjata andalannya. Suatu hal yang sampai kapanpun akan membuat Yudha luluh.

Hal seperti ini bukan yang pertama kalinya. Sudah berkali-kali Yuki berselingkuh di belakang Yudha dengan orang-orang yang tak terduga. Teman-teman Yudha. Jun, Juna, Sal, dan Jeff yang baru saja menelponnya dengan nama 'mas galon1'.

Semuanya berakhir dengan tangis Yuki. Sang gadis berjanji untuk tidak kembali melakukan hal yang sama. Dan seperti biasanya, semua janji yang telah dibuat oleh Yuki akan berakhir dengan penghianatan lainnya. Lagi-lagi.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Namun, cinta telah membutakan mata Yudha. Membuatnya tetap bertahan dengan seseorang yang selalu menyakitinya selama tiga tahun ini. Bagaikan kain hitam yang telah menutupi mata juga hatinya, membuat Yudha buta dan tak peduli akan semua hal di sekitarnya. 

Di mata Yudha, Yuki adalah malaikat. Di mata Yudha, Yuki adalah salju putih yang juga rapuh. Dan di mata Yudha, Yuki tidak pernah salah. Pasti merekalah yang mendekati Yuki dan bukan sebaliknya.

"Ki, aku minta maaf. Aku salah udah nuduh kamu yang enggak-enggak," timpal Yudha.

Bahkan, jika Yudha harus menyakiti perasaannya sendiri, maka Yudha tak peduli. Karena yang Yudha inginkan hanyalah Yuki. Yang dicintai oleh Yudha hanyalah Yuki seorang.

"Jangan diulang lagi ya, Yud. Aku sayang kamu, selamanya."

"Selamanya."

"Tetep di samping aku ya, Ki. I love you,"

"Love you too."

KORBAN BARU PEMBUNUHAN BERANTAI KEMBALI MUNCUL, MASYARAKAT DIMINTA BERHATI-HATI

"Si Kain Hitam" baru saja menambah daftar panjang korban pembunuhan berantai yang terjadi di kota x seminggu belakangan ini. Sama seperti JX, JT, dan SS yang juga menjadi korban dalam kasus pembunuhan berantai ini, "Si Kain Hitam" juga terdaftar sebagai seorang mahasiswa aktif di Universitas Y. Korban "Si Kain Hitam" selalu ditemukan tak bernyawa di kamar kos-kosannya dengan keadaan tubuh yang terbungkus kain hitam.

"Ki, gimana, nih? Mas galon kesayanganmu udah gak ada. Aa Fotocopy, Abang Servis Laptop, sama Dek Danus kamu juga udah gak ada semua," absen Yudha menyebutkan nama-nama yang selama ini digunakan Yuki untuk mengelabuinya.

Yudha tersenyum dengan tenang sembari mengelus surai hitam Yuki yang sedikit kusut. Ia juga merasa tenang ketika menyadari bahwa ini adalah kali pertama ia tidak mendengar dering handphone Yuki ketika berkencan dengan sang gadis. Tidak ada nama-nama aneh yang akan muncul dari handphone sang gadis. Pun juga tidak ada raut terkejut dari sang pujaan ketika melihat layar handphone yang menampilkan nama-nama samaran itu.

Sang gadis kini tengah berada di sampingnya dengan kepala menyender di bahu Yudha. Menyender dengan tenang. Menyender dengan tubuh yang telah dingin dan kaku itu.

"Ini anniv ketiga kita, lho, Ki. Tapi, rasanya ini bahkan lebih baik dari anniv pertama kita dulu. Dulu ada Aa Fotocopy yang nelponin kamu pas date kita. Kamu inget gak? Sekarang kamu juga senang, kan? Kalo aku, sih, senang."

'Kringgggggg'

"Nomor baru. Kali ini siapa, Ki? Kok kamu ga nyimpen nomernya?" monolog Yudha pada tubuh dingin Yuki.

"Halo, Kak Yuki! Ini aku Arya anaknya bapak Kos. Kakaknya lagi di mana, ya? Ini kebetulan ada bapak-bapak dari kepolisian yang nyariin kakak?" sapa suara di ujung telepon.

"Ki, kali ini dari anaknya bapak kos kamu, lho! Katanya ada polisi yang nyariin kamu," bisik Yudha pada mayat Yuki yang mulai mengeluarkan bau tak sedap itu.

Baca Juga: [CERPEN] Hadiah Gundu dari Bapak

Luzi KRP Photo Writer Luzi KRP

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya