5 Cara Review Makanan agar Gak Langsung Bilang Gak Enak

Dalam dunia kuliner, selera setiap orang berbeda-beda sebab makanan yang terasa lezat bagi satu orang bisa jadi kurang cocok di lidah orang lain. Memberikan review yang jujur memang penting, tetapi cara penyampaiannya juga harus diperhatikan agar tidak menjatuhkan usaha seseorang. Dengan memilih kata yang tepat, kritik bisa tetap tersampaikan tanpa menyakiti perasaan siapapun.
Menilai makanan bukan hanya soal suka atau tidak suka, tapi juga bagaimana kita bisa memberikan feedback yang bermanfaat. Daripada langsung bilang "gak enak," ada cara yang lebih bijak untuk mengungkapkan pengalaman kuliner kita. Berikut adalah lima cara untuk memberikan review makanan dengan lebih soft spoken dan tetap informatif.
1. Mention selera pribadi
Setiap orang memiliki selera yang berbeda, jadi penting untuk menyebutkan preferensi pribadi dalam review. Contohnya, "Aku sejujurnya bukan pecinta manis dan ini menurutku terlalu manis." Kata "menurutku" menegaskan bahwa ini adalah opini pribadi, bukan standar mutlak. Dengan begitu, orang lain yang memiliki selera berbeda bisa tetap mempertimbangkan untuk mencoba.
Setelah menyampaikan opini, tambahkan pula saran yang membangun. Misalnya, "Kalau aja yah gulanya dikurangin sedikit, menurutku rasa dari dessert ini bakal lebih balance." Dengan cara ini, kritik tidak terdengar menjatuhkan dan justru bisa menjadi masukan berharga bagi pembuat makanan.
2. Jujur tanpa memaksakan pendapat
Ada beberapa makanan yang memang tidak cocok di lidah kita, dan itu wajar. Namun, bukan berarti kita harus menjatuhkan makanan tersebut. Misalnya, jika tidak suka durian dalam es campur, cukup katakan, "Jangan tanya ke aku ya guys gimana rasa durian ini enak atau tidak." Dengan begitu, orang lain bisa memahami bahwa ini lebih karena selera pribadi, bukan karena kualitas makanan yang buruk.
Ketika kita jujur tanpa memaksakan opini, review kita tetap bisa dianggap valid tanpa membuat orang lain kehilangan selera. Sikap seperti ini juga menunjukkan bahwa kita menghormati variasi selera orang lain dan tidak sekadar ingin mengkritik. Selain itu, pendekatan seperti ini membantu menciptakan diskusi yang lebih sehat dan objektif tentang rasa makanan.
3. Kasih fakta, bukan opini
Saat menilai makanan, gunakan pernyataan berbasis fakta daripada sekadar opini pribadi. Misalnya, daripada mengatakan, "Muffin ini keras banget," lebih baik mengatakan, "Aku kira bakal moist, tapi ternyata hari ini agak kering yah." Penggunaan kata "agak" atau "kurang" membantu menyampaikan kritik dengan lebih halus. Kata-kata yang terlalu kuat bisa terasa menyakitkan dan kurang konstruktif.
Menyampaikan fakta membantu orang lain memahami kondisi makanan tanpa merasa terserang. Jika ingin memberikan saran, bisa dikatakan, "Mungkin kalau teksturnya lebih lembut, bakal lebih enak dimakan tanpa minuman pendamping." Dengan cara ini, kritik terasa lebih membangun daripada sekadar komentar negatif.
4. Belajar tetap berpikir positif
Saat menemukan kekurangan dalam makanan, cobalah untuk tetap berpikir positif. Misalnya, jika nasi yang disajikan masih kurang matang, jangan langsung mengatakan "Nasinya keras banget," tapi katakan, "Mungkin lagi gak on point aja kokinya hari ini, tapi lainnya oke kok." Lewat cara itu, kita tetap memberikan kritik, tetapi dengan cara yang lebih bisa diterima.
Menambahkan perspektif positif dalam review juga membantu kita tidak terlalu fokus pada kekurangan. Jika ada aspek lain yang masih bisa dinikmati, sebutkan juga. Misalnya, "Meskipun tekstur nasinya kurang lembut, tapi lauknya enak dan porsinya pas. Rendang sama sambalnya jadi favorit aku banget" Dengan begitu, review makanan yang kamu buat tetap seimbang dan tidak hanya berisi kritik.
5. Ingat selera orang berbeda-beda
Alih-alih mengatakan "Gak enak karena terlalu asin," coba gunakan pendekatan yang lebih netral, seperti, "Buat yang suka asin, kayanya bakal suka." Pendekatan ini membantu menghindari kesan subjektif yang terlalu keras dan lebih menghargai perbedaan selera. Kita tetap bisa, kok mengungkapkan pengalaman pribadi tanpa membuat orang lain kehilangan ketertarikan untuk mencoba sendiri.
Memahami bahwa setiap orang memiliki standar rasa yang berbeda membantu kita lebih bijak dalam memberi ulasan. Jika ingin lebih spesifik, bisa ditambahkan, "Untuk aku pribadi, rasanya agak terlalu kuat, tapi mungkin yang suka makanan berbumbu bakal lebih menikmati." Dengan cara ini, review lebih informatif dan tetap menghargai keberagaman selera.
Review yang baik bukan hanya soal mengungkapkan pendapat, tetapi juga memberikan masukan yang berguna bagi pembuat makanan dan calon pelanggan lainnya. Kalau menurut kita makanan benar-benar tidak enak, mungkin lebih baik tidak mem-posting review di media sosial, kecuali memang ada manfaat bagi orang lain. Jujur itu penting, tapi tidak berbicara juga bukan berarti bohong.
Jika ingin memberi kritik, lebih baik sampaikan langsung kepada pemilik restoran, staff, atau koki agar mereka bisa memperbaiki kualitas makanan ke depannya.