5 Perbedaan Antara Vegetarian dan Vegan, Jangan Salah Kaprah!

Banyak orang masih sering salah, mengira vegetarian dan vegan itu sama. Padahal, meski keduanya sama-sama tidak mengonsumsi daging, ada perbedaan besar dalam pola makan, gaya hidup, bahkan nilai yang dipegang oleh masing-masing kelompok.
Sebelum memutuskan mau jadi vegetarian atau vegan, penting buat tahu dulu apa yang sebenarnya membedakan keduanya. Kesalahan memahami dua istilah ini sering bikin orang salah pilih makanan. Supaya kamu bisa lebih menghargai pilihan, yuk kenali lima perbedaan utama antara vegetarian dan vegan sebagai berikut!
1. Jenis makanan yang dikonsumsi

Perbedaan paling mendasar tentu ada pada jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Vegetarian biasanya masih makan produk hewani yang tidak melibatkan produk daging, seperti telur, susu, keju, dan madu. Jadi, mereka tetap mendapatkan sumber protein dari produk hewani tersebut.
Sementara itu, vegan benar-benar menghindari semua produk hewani, termasuk turunannya. Artinya, bukan cuma daging yang dihindari, tapi juga telur, susu, mentega, keju, madu, bahkan gelatin yang biasanya berasal dari tulang atau kulit hewan. Pola makan mereka sepenuhnya berbasis tumbuhan.
2. Alasan di balik pilihan pola makan

Vegetarian dan vegan sama-sama peduli soal kesehatan dan lingkungan, tapi motivasi mereka bisa sangat berbeda. Banyak orang jadi vegetarian karena alasan kesehatan. Misalnya ingin menurunkan kolesterol, menjaga berat badan, atau merasa tubuh lebih ringan tanpa makan daging. Ada juga yang jadi vegetarian karena faktor budaya atau keyakinan tertentu.
Sedangkan vegan biasanya punya alasan yang lebih etis dan filosofis. Mereka tak hanya fokus pada kesehatan, tapi juga menolak eksploitasi hewan dalam bentuk apa pun. Jadi, bagi seorang vegan, ini soal empati terhadap makhluk hidup lain.
3. Dampak gaya hidup terhadap lingkungan

Kalau bicara soal dampak terhadap lingkungan, pola makan vegan umumnya dianggap lebih ramah bumi. Alasannya karena industri peternakan adalah salah satu penyumbang besar emisi gas rumah kaca dan penggunaan air bersih. Dengan tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali, vegan secara tak langsung ikut mengurangi jejak karbon mereka. Namun, bukan berarti vegetarian gak peduli lingkungan.
Bedanya, vegan menjalankan gaya hidup ini dengan batasan yang lebih ketat dan menyeluruh. Jadi, bisa dibilang, semua vegan adalah vegetarian dalam konteks pola makan, tapi tidak semua vegetarian adalah vegan dalam cara hidup.
4. Tantangan yang dihadapi

Menjalani gaya hidup vegetarian dan vegan sama-sama punya tantangan. Untuk vegetarian, tantangannya biasanya ada di menyeimbangkan asupan nutrisi. Karena masih mengonsumsi produk hewani seperti susu dan telur, kebutuhan protein dan vitamin B12 relatif lebih mudah dipenuhi. Namun, mereka tetap perlu memperhatikan variasi menu supaya gak kekurangan zat besi dan omega-3.
Sementara bagi vegan, tantangannya lebih besar. Karena benar-benar menghindari semua sumber hewani, mereka harus pintar mencari alternatif nutrisi dari tumbuhan. Misalnya, protein dari tempe, tahu, dan kacang-kacangan, sedangkan zat besi bisa dari sayuran hijau dan biji-bijian.
5. Pilihan produk dan gaya hidup sehari-hari

Vegetarian mungkin masih memakai produk yang berbahan dasar hewani, seperti sepatu kulit atau pakaian wol. Namun bagi vegan, gaya hidup bebas eksploitasi hewan gak cuma soal makanan, melainkan juga konsumsi keseluruhan. Itu berarti mereka menghindari produk kecantikan atau pakaian yang berasal dari hewan atau diuji coba pada hewan.
Sekarang, banyak brand yang sudah mendukung gaya hidup vegan dengan menghadirkan produk cruelty-free dan vegan-friendly. Jadi, kalau kamu tertarik menjalani hidup yang lebih etis tanpa sepenuhnya meninggalkan kenyamanan, pilihan ini semakin mudah dijalani.
Baik vegetarian maupun vegan, keduanya sama-sama berusaha hidup lebih sehat dan berkesadaran. Apapun pilihanmu, pastikan kamu tetap memperhatikan keseimbangan nutrisi dan gak menjalani pola makan secara ekstrem, ya!

















