5 Tips Membuat Adonan Kue yang Gak Mudah Pecah saat Dipanggang

Memanggang kue adalah seni yang memerlukan ketelitian dan teknik. Salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah adonan kue pecah atau retak saat dipanggang. Masalah ini tidak hanya memengaruhi tampilan kue, tetapi juga tekstur dan kelembutannya.
Ada banyak alasan adonan kue bisa pecah saat proses pemanggangan, mulai dari suhu oven yang tidak stabil, adonan yang overmixed, hingga pemilihan bahan yang kurang tepat. Hal-hal ini, meskipun tampak sepele, dapat menjadi penentu utama kesuksesan kue yang akan dibiat.
Maka dari itu, penting untuk memahami teknik yang tepat agar adonan tetap utuh selama dipanggang. Yuk, simak tips membuat adonan kue yang gak mudah pecah saat dipanggang berikut ini. Hasilnya pasti mengembang cantik!
1. Gunakan bahan yang segar dan berkualitas

Pemilihan bahan menjadi langkah pertama yang tidak boleh dianggap remeh. Gunakan bahan-bahan, seperti telur, mentega, dan susu dalam kondisi segar untuk memastikan adonan kue teksturnya stabil. Telur segar, misalnya, membantu adonan lebih mengembang dengan baik karena protein dalam telur segar lebih mudah berikatan.
Selain itu, bahan-bahan berkualitas biasanya memiliki komposisi yang lebih konsisten, sehingga meminimalkan risiko tekstur adonan yang tidak merata. Hindari menggunakan bahan yang sudah mendekati masa kedaluwarsa, karena bisa memengaruhi struktur adonan selama proses pemanggangan.
2. Aduk adonan dengan lembut

Proses pengadukan adalah kunci utama dalam membuat adonan kue yang stabil. Mengaduk adonan terlalu lama atau terlalu kuat dapat menyebabkan gluten dalam tepung berkembang berlebihan, yang membuat tekstur kue keras dan mudah pecah. Gunakan metode folding terutama saat mencampur bahan cair dan kering.
Jika kamu menggunakan mikser, pastikan untuk mengatur kecepatan rendah hingga sedang. Hindari untuk terus mengaduk meskipun adonan terlihat belum sepenuhnya tercampur, karena sedikit gumpalan biasanya akan hilang saat dipanggang.
3. Gunakan suhu oven yang tepat

Suhu oven yang tidak stabil sering kali menjadi penyebab utama kue pecah saat dipanggang. Oven yang terlalu panas dapat menyebabkan permukaan kue matang terlalu cepat, sementara bagian dalamnya masih mentah. Akibatnya, tekanan dari dalam kue membuat permukaan retak.
Gunakan termometer oven untuk memastikan suhu yang akurat. Jangan hanya mengandalkan pengaturan suhu bawaan oven, karena sering kali berbeda dengan suhu sebenarnya. Memanaskan oven terlebih dahulu juga sangat penting agar panas merata sebelum adonan dimasukkan.
4. Hindari mengisi loyang terlalu penuh

Mengisi loyang terlalu penuh dapat memberikan tekanan berlebih pada adonan saat mengembang. Adonan yang terlalu banyak akan cenderung meluap atau pecah di bagian tengah.
Idealnya, isi loyang hanya hingga tiga per empat bagian untuk memberi ruang bagi adonan mengembang. Selain itu, pilih ukuran loyang sesuai dengan resep. Jika terlalu kecil, kue mungkin terlihat cantik dari luar tetapi retak di dalam karena tekanan yang tidak merata.
5. Gunakan teknik pendinginan yang benar

Setelah kue matang, jangan langsung mengeluarkannya dari loyang. Perubahan suhu yang tiba-tiba dapat menyebabkan kue menjadi rapuh dan retak. Biarkan kue mendingin di dalam loyang selama 10—15 menit sebelum dipindahkan ke rak pendingin.
Pastikan rak pendingin memiliki sirkulasi udara yang baik di bagian bawah, sehingga kue tidak lembap di satu sisi. Teknik ini membantu kue tetap stabil dan mempertahankan bentuknya.
Memanggang kue yang sempurna memerlukan perhatian terhadap detail di setiap langkahnya. Dari pemilihan bahan hingga teknik pendinginan, setiap elemen saling berkaitan untuk menghasilkan kue yang mulus dan bebas retak. Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu dapat meningkatkan kualitas baking secara signifikan.