Di Korea Selatan, daging sapi terbilang tak umum dikonsumsi sehari-hari lantaran harganya yang mahal. Berbeda halnya dengan olahan berbahan babi yang kerap disantap oleh masyarat Korea.
Hampir semua bagian babi diolah menjadi beragam makanan, tak terkecuali kulit babi. Sajian kulit babi tersebut disebut sebagai ggeopdaegi. Yuk, cari tahu 5 trivia tentang ggeopdaegi berikut ini.
Bagian dari babi yang umum diolah ke dalam masakan adalah daging dan kulitnya. Jika bossam menggunakan irisan daging babi, maka ggeopdaegi diolah dari kulit babi. Kulit babi tersebut tentunya dibersihkan dahulu hingga layak untuk dikonsumsi.
Usut punya usut, ggeopdaegi rupanya sering muncul dalam cuplikan drama seri ataupun film Korea Selatan. Hal ini bukanlah sesuatu yang mengherankan.
Pasalnya, ggeopdaegi memang terbilang sebagai santapan umum dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea.
Berdasarkan tampilannya saja sudah dapat ditebak tekstur dari hidangan ini. Kulit babi memang dikenal memiliki tekstur liat dan kenyal yang sekilas seperti kikil sapi.
Tekstur alami ini tetap dipertahankan saat diolah menjadi ggeopdaegi. Bahkan, cita rasa manisnya pun tetap terasa.
Pasca dipanggang, kulit babi untuk ggeopdaegi lazim disajikan bersama saus kemerahan. Warna kemerahan ini berasal dari penggunaan gochujang atau pasta cabai khas Korea.
Alhasil, cita rasanya tentu terasa pedas. Selain itu, ggeopdaegi juga turut dihidangkan bersama sayuran sebagai isian wrapping untuk barbeku.
Sajian ini agaknya tak sulit dijumpai. Pasalnya, ggeopdaegi kerap dijajakan sebagai jajanan kaki lima ataupun di restoran.
Selain itu, meja pembeli biasanya turut dilengkapi dengan alat panggang. Dengan kata lain, pembeli sendiri yang akan memanggang kulit babi yang disediakan.
Nah, bagi non-muslim, ggeopdaegi dapat dijadikan pilihan untuk bersantap sedap saat berkunjung ke Korea Selatan, nih. Kamu juga bisa menikmatinya sambil meminum soju layaknya di drama-drama Korea.