Jenis-Jenis Teh Jepang Populer, Mana yang Pernah Kamu Coba?

Teh termasuk minuman yang banyak dikonsumsi dan mudah dijumpai di berbagai belahan dunia. Sebagian negara pun menjadikan teh sebagai bagian dari budaya mereka, salah satunya Jepang. Teh menjadi minuman paling populer dan penting dalam budaya kuliner di Negeri Sakura, lho.
Jepang menghasilkan banyak jenis teh yang dapat dikonsumsi sehari-hari hingga untuk tujuan spesifik. Beberapa jenis teh hanya dapat dinikmati saat upacara minum teh karena memiliki kualitas premium. Sebagian lagi bisa dikonsumsi dan didapatkan dengan mudah di pasaran dengan rasa serta aroma yang berbeda.
Sebagai negara penghasil teh, kira-kira seberapa beragam jenis teh di Jepang? Buat kamu kamu yang penasaran, berikut ini jenis-jenis teh Jepang yang wajib diketahui. Mari intip daftarnya!
1. Ryokucha

Ryokucha adalah sebutan umum untuk teh hijau Jepang yang dibagi lagi menjadi empat subjenis berbeda berdasarkan warnanya saat dipanen. Perbedaan warna tersebut dipengaruhi waktu pemanenan dan intensitas sinar matahari yang diterima oleh daun teh. Maka dari itu, menghasilkan berbagai jenis teh yang memiliki warna, rasa, dan kualitas berbeda.
Subjenis ryokucha adalah gyokuro, kabusecha, sencha, dan bancha. Gyokuro adalah teh hijau dengan grade terbaik, berwarna hijau tua, kaya akan rasa umami, dan tinggi kafein. Berbeda dengan kabusecha yang memiliki rasa segar dan manis, berada di antara gyokuro dan sencha.
Sencha adalah jenis ryokucha paling umum dan termasuk teh hijau Jepang paling populer. Subjenis ryokucha ini terbuat dari daun teh muda yang dipetik pada musim panen pertama, rasanya ringan, manis, dan menyegarkan. Sementara itu, bancha terbuat dari daun teh yang lebih tua sehingga rasanya lebih kuat dan kandungan kafeinnya lebih rendah.
2. Matcha

Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan matcha, salah satu jenis teh paling tua di Jepang. Konon, matcha dibawa ke Jepang oleh biksu Buddha dari China pada akhir abad ke-12. Tidak lama setelah itu, tradisi teh bubuk mulai pudar di China, tapi berkembang pesat di Jepang hingga akhirnya muncul upacara minum teh Jepang.
Matcha terbuat dari daun teh yang melalui proses shading –penutupan tanaman teh agar terkena sinar matahari seminimal mungkin– selama 2 hingga 3 minggu pada panen pertama. Setelah itu, dikukus, dibuang batang daunnya, dikeringkan, dan digiling menjadi bubuk matcha. Jenis teh ini dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu ceremonial matcha untuk menunjukkan kualitas tinggi dan culinary matcha.
3. Konacha

Lain dari kedua jenis teh Jepang sebelumnya, konacha berasal dari sisa daun teh berkualitas tinggi yang digunakan untuk membuat gyokuro dan secha. Meski menjadi bagian dari teh bubuk, tapi tidak sehalus matcha. Sebab, daunnya tidak digiling dan berupa serpihan kecil dengan warna hijau cerah, memiliki rasa yang kuat dibandingkan jenis teh hijau Jepang lainnya.
Konacha yang terbuat dari bahan sisa memang sering dianggap sebagai teh berkualitas rendah. Namun, cocok disajikan sebagai pendamping makanan tertentu, seperti sushi, oleh sebab itu banyak dijumpai di restoran sushi self service dengan harga terjangkau. Jenis teh ini cukup diseduh sekitar 30 detik dalam air mendidih, jika terlalu lama rasanya bisa sepat dan tidak disarankan diseduh lebih dari dua kali.
4. Hojicha

Hojicha masih menjadi bagian dari teh hijau Jepang, tapi telah melalui proses pemanggangan. Secara tradisional terbuat dari daun bancha atau kukicha yang dipanggang dengan tingkatan berbeda, tergantung pada preferensi Tea Master. Proses ini membuatnya memiliki rasa yang berbeda, tidak seperti rumput layaknya teh hijau lainnya.
Jenis teh Jepang satu ini memiliki ciri khas warna merah kecokelatan. Aroma panggang yang kuat dan seperti karamel. Rasanya pun kuat dan earthy, menyerupai tanah dengan manis alami.
5. Genmaicha

Pernah mencicipi teh dengan beras merah? Kalau belum, kamu bisa menyeduh genmaicha yang unik. Jenis teh jepang ini terbuat dari campuran daun teh (biasanya sencha atau bancha) dan beras yang dipanggang.
Genmaicha memiliki rasa khas seperti roti panggang dan kacang-kacangan. Warnanya kuning muda setelah diseduh, kadar kafeinnya lebih rendah, karena mengandung lebih sedikit teh asli. Beberapa jenis genmaicha sering menambahkan matcha untuk melengkapi rasa dan menciptakan warna hijau yang menarik.
6. Kukicha

Teh yang terbuat dari daun teh, tanaman herbal, atau bunga sudah menjadi hal lumrah. Lantas, bagaimana dengan teh yang dibuat dari ranting dan batang? Iya, kamu tidak salah baca. Namanya kukicha, jenis teh Jepang yang menggunakan ranting dan batang muda tanaman teh yang telah dipisahkan dari daunnya.
Secara alami, kandungan kafeinnya rendah, sehingga cocok dinikmati kapan saja. Jenis teh ini memiliki rasa manis sedang, sedikit pahit, dan aroma yang menyenangkan. Kadang juga dicampur dengan matcha dan yuzu untuk membuat teh lebih kaya rasa.
7. Kocha

Selain teh hijau, Jepang juga memiliki teh hitam yang disebut kocha. Kadang juga dikenal sebagai wakocha yang berarti teh merah Jepang, untuk membedakannya dari teh hitam yang diproduksi di negara lain. Jenis teh ini dibuat melalui proses oksidasi dan fermentasi, sehingga memiliki rasa yang lembut dan manis saat diminum.
Kocha tidak sepahit teh hitam dari negara lain, karena dipengaruhi kondisi iklim, tanah, dan teknik budidaya teh yang berbeda. Jenis teh ini jarang diekspor dan cukup sulit dijumpai di luar Jepang. Sementara itu, kocha banyak tersedia di kafe dan restoran bergaya Barat di Jepang.
8. Sakura-cha

Jenis teh Jepang sangat beragam, tidak hanya dari tanaman teh, tapi juga bunga. Sakura-cha atau sakura-yu merupakan teh dari kelopak bunga sakura yang direndam dalam garam dan cuka prem, sebelum akhirnya dikeringkan agar dapat dinikmati sepanjang tahun. Rasanya unik, sedikit asin dengan aroma bunga.
Sakura-cha menjadi pilihan populer untuk acara-acara khusus seperti pernikahan dan perayaan lainnya. Cara penyajiannya sama seperti teh pada umumnya, cukup diseduh dengan air panas dan kelopak sakura akan mekar perlahan. Jika rasanya terlalu asin, coba bilas bunganya sebelum diseduh.
Nah, itu tadi jenis-jenis teh Jepang yang wajib kamu ketahui. Mayoritas teh Jepang merupakan teh hijau, tapi dipanen dan diproses dengan cara berbeda. Demikian pula tujuan penyajiannya seperti gyokuro, matcha, dan sakura-cha yang sering diseduh pada acara istimewa.