ilustrasi menu restoran (unsplash.com/Pylyp Sukhenko)
Salah satu alasan utama larangan ini adalah keberlanjutan usaha itu sendiri. Harga makanan dan minuman yang dijual di restoran halal sudah memperhitungkan biaya operasional, gaji karyawan, pajak, hingga sertifikasi halal yang tidak murah. Jika banyak pengunjung membawa makanan sendiri, pendapatan restoran bisa menurun drastis dan berdampak pada kelangsungan bisnis.
Selain itu, adanya pengunjung yang tidak memesan apa pun dari menu, tetapi tetap menggunakan fasilitas seperti meja, kursi, dan pendingin ruangan, menjadi beban tersendiri. Pengelola restoran tentu berusaha menjaga keseimbangan antara layanan dan pendapatan. Dengan menegakkan aturan ini, mereka tidak hanya menjaga nilai halal, tapi juga mendukung kelangsungan bisnis yang bertanggung jawab dan adil bagi semua pihak.
Larangan membawa makanan dan minuman dari luar restoran bukan sekadar peraturan tanpa alasan. Di baliknya, terdapat tanggung jawab besar dalam menjaga kehalalan, kenyamanan, dan kelangsungan usaha restoran mereka. Restoran halal menetapkan kebijakan ini bukan untuk membatasi pengunjung, melainkan untuk menjaga kualitas dan kepercayaan yang sudah dibangun dengan jerih payah.
Referensi:
"Is It Ever OK to Bring Your Own Food to a Restaurant?" Food & Wine. Diakses pada Juni 2025.
"Is It Legal to Bring Outside Food Into a Restaurant? Legal Implications and Real-Life Incidents." Lawyer Monthly. Diakses pada Juni 2025.
"Here Are the Reasons for Halal Restaurants Forbidding Food and Beverages from Outside." IHatec. Diakses pada Juni 2025.
"The Purpose of Prohibition Sign in Halal-Certified Restaurants." Halal MUI. Diakses pada Juni 2025.