Kenapa Martabak Manis Dingin dari Kulkas Jadi Favorit Sebagian Orang?

- Perubahan tekstur yang terasa lebih nikmatSaat martabak manis disimpan di kulkas, teksturnya berubah menjadi lebih padat dan kenyal. Adonan martabak yang bersarang mengandung pori-pori hasil kerja ragi atau baking powder, sehingga ketika martabak didinginkan menjadi lebih set dan memberi sensasi mengunyah yang berbeda.
- Rasa manis yang lebih seimbang saat disantap dinginBanyak orang menilai bahwa martabak manis yang masih panas cenderung terasa terlalu manis. Saat martabak didinginkan, suhu rendah membantu mereduksi persepsi rasa manis, sehingga adonan dan topping terasa lebih seimbang.
- Kebiasaan praktis dan sensasi makan yang berbeda
Martabak manis atau terang bulan adalah salah satu jajanan yang hampir semua orang Indonesia tahu. Biasanya, martabak manis dinikmati saat masih hangat dan lembut. Namun, belakangan ini semakin banyak orang yang justru memilih menikmati martabak manis yang disimpan di kulkas terlebih dahulu. Kamu juga pernah merasakan sensasi berbeda ketika mengambil sepotong martabak manis yang sudah dingin dari kulkas, kan?
Meski terdengar tidak biasa, ternyata ada banyak alasan yang membuat martabak dingin justru disukai. Sebagian orang merasa versinya dingin memiliki kelezatan tersendiri, bahkan lebih enak dibanding martabak yang baru matang. Perubahan tekstur, rasa manis yang terasa lebih lembut, hingga pengalaman makan yang berbeda menjadi beberapa faktor yang membuat kebiasaan ini makin digemari. Fenomena ini tentunya menarik untuk dibahas karena melibatkan faktor sensorik, kebiasaan, hingga psikologi rasa.
1. Perubahan tekstur yang terasa lebih nikmat

Saat martabak manis disimpan di kulkas, teksturnya berubah menjadi lebih padat dan kenyal. Adonan martabak yang bersarang mengandung pori-pori hasil kerja ragi atau baking powder, sehingga ketika martabak didinginkan menjadi lebih set dan memberi sensasi mengunyah yang berbeda. Perubahan ini sering kali membuat martabak dingin terasa lebih stabil dan tidak mudah hancur saat digigit.
Proses karamelisasi gula dan reaksi Maillard yang terjadi saat pemanggangan juga sangat memengaruhi rasa martabak manis. Karamelisasi dapat terjadi pada gula non-reduksi seperti sukrosa ketika dipanaskan di atas titik lelehnya yakni sekitar 170 derajat Celsius. Reaksi ini bersifat kompleks dan melewati beberapa tahap intermediet seperti inversi dan fragmentasi sebelum akhirnya membentuk pigmen coklat karamel.
Sukrosa yang mengalami karamelisasi akan menghasilkan aroma dan rasa yang lebih kompleks. Setelah martabak didinginkan, perubahan suhu membuat karakter manis dan karamel tersebut terasa lebih lembut dan tidak seintens saat masih panas.
2. Rasa manis yang lebih seimbang saat disantap dingin

Banyak orang menilai bahwa martabak manis yang masih panas cenderung terasa terlalu manis. Saat martabak didinginkan, suhu rendah membantu mereduksi persepsi rasa manis, sehingga adonan dan topping terasa lebih seimbang. Bagi mereka yang kurang menyukai manis berlebih, martabak dalam kondisi dingin justru terasa lebih mudah dinikmati.
Dilansir Science News Explores, penelitian terbaru yang dipimpin neuroscientist Marielle Minère dari Max Planck Institute for Metabolism Research di Cologne, Jerman, memberikan gambaran menarik soal perilaku konsumsi gula. Temuan timnya berhasil dipublikasikan pada 13 Februari 2025 di jurnal Science. Ketertarikan Minère terhadap kecenderungan mencari rasa manis muncul saat ia mengamati perilaku tikus dalam eksperimen lain. Ia menemukan bahwa meski sudah kenyang, tikus tidak lagi menyentuh makanan biasa mereka, tetapi tetap mau mengonsumsi gula. Hal ini serupa dengan kebiasaan manusia yang masih mencari makanan manis setelah makan besar.
Rasa penasaran inilah yang mendorong timnya merancang eksperimen lanjutan menggunakan dua kelompok tikus. Satu kelompok diberi akses makan sepanjang malam, sementara kelompok lain dibuat berpuasa hingga pagi. Meski begitu, kedua kelompok sama-sama dalam kondisi kenyang saat memasuki percobaan berikutnya. Ketika para peneliti menawarkan gula ke semua tikus keesokan harinya, seluruh kelompok langsung melahapnya, termasuk tikus yang baru saja makan. Hasil ini menegaskan bahwa bahkan ketika kenyang, tikus tetap memiliki dorongan kuat untuk mengonsumsi gula.
3. Kebiasaan praktis dan sensasi makan yang berbeda

Menyimpan martabak di kulkas juga merupakan cara praktis agar tetap awet dan bisa disantap keesokan hari. Martabak di suhu ruang lebih cepat berubah tekstur atau menjadi lembek, sehingga kulkas membantu menjaga kualitasnya lebih lama. Kebiasaan ini juga bisa membuat orang menikmati sedikit demi sedikit camilan manis tanpa harus menghabiskannya sekaligus. Kamu mungkin pernah menyimpan martabak dan justru mendapati rasanya lebih enak saat dingin.
Selain itu, martabak manis memiliki kalori tinggi sehingga sebagian orang lebih nyaman menikmatinya dalam porsi kecil. Dilansir Fatsecret Indonesia, satu potong martabak manis setara sekitar 270 kkal, sehingga memakannya langsung dua potong bisa terasa terlalu berat. Karena itu, banyak orang memilih mengonsumsinya secara bertahap dari kulkas. Menyantap martabak dingin langsung dari kulkas juga membuat pengalaman makan terasa lebih terkontrol dibandingkan menghabiskannya sekaligus.
4. Faktor nostalgia dan kepuasan sensorik

Bagi banyak orang, martabak manis dingin menghadirkan sensasi nostalgia, karena mengingatkan pada kebiasaan memakan sisa makanan di rumah. Tekstur dingin dan topping yang mengeras memberikan kenikmatan yang berbeda ketika disajikan selagi hangat. Ketika martabak diambil dari kulkas, kombinasi dingin, manis, dan kenyal ini menciptakan pengalaman makan yang unik. Sensasi tersebut tidak dimiliki martabak hangat, sehingga bakal sulit tergantikan.
Faktor sensorik juga berperan besar dalam hal ini. Suhu dingin memberi kejutan lembut pada lidah, gula yang sedikit mengeras memberi tekstur baru, dan aroma martabak yang halus muncul perlahan. Semua hal ini menciptakan pengalaman makan yang lebih variatif. Bagi yang suka eksplorasi rasa, martabak dingin bisa terasa seperti makanan baru, meski bahan dan resepnya sama.
Fenomena menyantap martabak manis dingin dari kulkas ternyata bukan sekadar kebiasaan unik, tapi punya banyak alasan logis di baliknya. Mulai dari perubahan tekstur yang lebih padat, rasa manis yang lebih seimbang, hingga aspek psikologis dan nostalgia membuat martabak dingin punya sensasi rasa tersendiri. Kebiasaan ini juga menunjukkan bagaimana preferensi rasa sangat dipengaruhi suhu, suasana, dan pengalaman makan.
Meskipun begitu, martabak manis tetap makanan berkalori tinggi sehingga kamu perlu mengonsumsinya dengan bijak. Menyimpannya di kulkas bisa membuat makan jadi lebih terkontrol sambil tetap menikmati rasa manisnya. Baik martabak yang disajikan hangat maupun dingin, semuanya kembali ke selera kamu. Yang jelas, martabak manis punya kelezatan yang tidak bisa dipungkiri bagi banyak penggemarnya.


















