Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Cold Brew dan Es Kopi Biasa, Jangan Salah!

ilustrasi cold brew (commons.wikimedia.org/Bex Walton)
Intinya sih...
  • Proses penyeduhan membentuk rasa yang berbedaCold brew memiliki rasa lebih halus, rendah keasaman, dan tidak terlalu pahit karena direndam dalam air suhu ruang selama 12-24 jam. Es kopi biasa menggunakan metode seduh panas, menghasilkan rasa tajam dan asam.
  • Waktu pembuatan menentukan intensitas kopiCold brew memerlukan waktu seduh yang jauh lebih lama, menghasilkan kadar kafein lebih tinggi. Es kopi biasa dibuat dalam hitungan menit, kadang rasanya kurang seimbang.
  • Tekstur minuman dipengaruhi suhu dan metode seduhCold brew memiliki tekstur halus dan kental, cocok untuk pengalaman minum yang santai. Es kopi

Es kopi kini menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang, terutama di kota-kota besar yang ritmenya cepat dan penuh tekanan. Namun, di antara semua varian es kopi, dua jenis yang sering membuat orang bertanya-tanya adalah cold brew dan es kopi biasa.

Kalau kamu tahu, dari segi waktu seduh, tingkat keasaman, sampai pengalaman minum, cold brew dan es kopi biasa punya ciri khas yang tidak bisa dipertukarkan begitu saja. Supaya tidak salah kaprah dalam memilih, memahami perbedaan cold brew dan es kopi biasa sangat penting, apalagi kalau kamu ingin menemukan racikan es kopi yang paling cocok dengan selera pribadi.

1. Proses penyeduhan membentuk rasa yang berbeda

Es kopi (vecteezy.com/Chettarin Yodkaewluang)

Cold brew dibuat dengan cara merendam bubuk kopi dalam air suhu ruang atau air dingin selama kurang lebih 12—24 jam. Proses ini menghasilkan minuman cold brew dengan rasa yang lebih halus, rendah keasaman, dan tidak terlalu pahit. Karena tidak menggunakan air panas, senyawa-senyawa tertentu dalam kopi yang biasanya larut dalam suhu tinggi jadi tidak ikut terekstraksi, sehingga membuat cold brew terasa lebih lembut di lidah.

Sebaliknya, es kopi biasa menggunakan metode seduh panas, seperti pour over atau espresso, lalu didinginkan dengan es batu. Metode ini lebih cepat dan praktis, tapi tetap menghasilkan rasa yang lebih tajam dan asam, karena senyawa pahit ikut larut selama penyeduhan. Jadi, meskipun sama-sama es kopi, rasa cold brew dan es kopi biasa bisa sangat jauh dan bertolak belakang.

2. Waktu pembuatan menentukan intensitas kopi

Cold brew (commons.wikimedia.org/Misaochan2)

Cold brew memerlukan waktu seduh yang jauh lebih lama, bahkan bisa sampai seharian penuh dibanding es kopi. Hal ini dikarenakan proses ekstraksi berlangsung lambat, menggunakan suhu rendah untuk menarik rasa dari biji kopi. Waktu yang panjang ini bukan sekadar angka, tetapi berperan besar dalam menentukan hasil akhir: kadar kafein lebih tinggi, rasa lebih bulat, dan sensasi yang lebih ringan di lambung.

Es kopi biasa dibuat dalam hitungan menit. Bubuk kopi diseduh air panas, lalu langsung dituangkan ke dalam es batu. Kecepatan ini membuat minuman lebih praktis, tapi kadang rasanya kurang seimbang karena suhu tinggi bisa mempercepat pelepasan senyawa pahit. Efeknya bisa lebih keras di lambung dan terasa “tajam” bagi lidah yang sensitif.

3. Tekstur minuman dipengaruhi suhu dan metode seduh

Es kopi (vecteezy.com/Chettarin Yodkaewluang)

Cold brew punya tekstur yang jauh lebih halus dan cenderung lebih kental karena proses steeping yang lama membuat hasil ekstraksinya merata. Tidak sedikit orang menggambarkannya seperti minum kopi yang dinikmati secara pelan-pelan, sehingga teksturnya terasa kaya, tapi tidak berat. Ini yang membuat cold brew populer di kalangan penikmat kopi yang menyukai pengalaman minum yang lebih santai.

Sebaliknya, es kopi biasa cenderung memiliki tekstur lebih ringan dan kadang terasa encer, apalagi jika disajikan dengan banyak es batu. Karena kopi diseduh dengan air panas lalu segera dituang ke dalam es, bagian air dan kopi kadang terasa kurang menyatu sempurna. Ini bisa membuat teksturnya terasa berubah-ubah saat diminum.

4. Rasa es kopi dan cold brew dipengaruhi oleh jenis biji dan teknik ekstraksi

Cold brew (commons.wikimedia.org/Sage Ross)

Cold brew menonjolkan rasa-rasa manis alami dalam kopi, karena senyawa pahit tidak banyak terekstraksi dalam suhu rendah. Itulah sebabnya cold brew sering terasa lebih “smooth” meskipun tidak ditambahkan gula. Jenis biji kopi yang digunakan pun berpengaruh besar, terutama yang punya karakter rasa cokelat, karamel, atau kacang.

Pada es kopi biasa, rasa akhir cenderung lebih kompleks karena suhu tinggi mengekstrak lebih banyak senyawa kimia. Ini bisa menghasilkan rasa yang lebih berlapis, tapi juga lebih tajam dan asam. Kalau kamu tidak keberatan dengan sedikit rasa pahit, es kopi biasa bisa jadi pilihan yang menarik.

5. Tujuan konsumsi mempengaruhi pilihan minuman

Es kopi (vecteezy.com/Muhamad Iksan)

Cold brew cocok untuk kamu yang ingin menikmati kopi secara perlahan, terutama saat cuaca panas atau sedang butuh minuman yang tidak terlalu mengguncang perut. Kandungan kafeinnya tinggi, tapi penyajiannya yang dingin dan lembut membuatnya terasa menenangkan. Cold brew cocok untuk disimpan dalam botol dan diminum sepanjang hari.

Es kopi biasa lebih cocok untuk kebutuhan cepat. Misalnya, butuh suntikan energi di pagi hari atau saat kerja menumpuk. Karena proses pembuatannya lebih ringkas, es kopi biasa bisa dibuat dalam waktu singkat dan langsung diminum. Rasa es kopi yang tegas dan aromanya yang kuat juga membantu meningkatkan konsentrasi dalam waktu cepat.

Memahami perbedaan cold brew dan es kopi biasa penting agar kamu tidak salah pilih saat memesan atau membuat sendiri di rumah. Meskipun tampak serupa, cara penyeduhan, rasa, dan pengalaman minumnya berbeda cukup jauh. Jadi, kenali karakter masing-masing dan sesuaikan dengan kebutuhan dan selera pribadi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us