Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret cuka apel
Potret cuka apel (freepik.com/rawpixel.com)

Intinya sih...

  • Cuka apel dibuat dari sari apel dengan fermentasi ragi dan bakteri, warnanya kuning kecokelatan. Cuka nanas dibuat dari sari atau ampas buah nanas dengan fermentasi bakteri dan ragi, warnanya pucat atau kekuningan terang.

  • Cuka apel memiliki aroma manis asam yang lembut, cocok untuk minuman detoks dan salad dressing. Cuka nanas memiliki aroma buah tropis yang kuat, cocok untuk masakan khas Asia atau marinasi.

  • Cuka apel mengandung polifenol, vitamin C, enzim pencernaan, dan komponen "mother". Cuka nanas kaya akan enzim bromelain untuk memecah protein dan mendukung sistem pencernaan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apakah kamu pernah bingung membedakan cuka apel dan cuka nanas saat melihatnya di rak dapur atau supermarket? Keduanya memang sering digunakan untuk masakan, minuman kesehatan, dan perawatan tubuh. Namun, jangan salah, meskipun sama-sama asam dan alami, karakter keduanya ternyata berbeda jauh, lho.

Jika kamu sedang mencari bahan alami untuk diet, marinasi, atau kesehatan pencernaan, penting banget untuk memahami perbedaan keduanya. Dengan memahami karakter masing-masing, kamu bisa memilih mana yang lebih cocok untuk kebutuhanmu.

Yuk, simak lima perbedaan cuka apel dan cuka nanas di bawah ini, biar tidak salah beli atau salah pakai!

1. Bahan dasar dan proses fermentasi

Cuka apel dibuat dari sari apel yang difermentasi hingga menghasilkan asam asetat alami. Prosesnya melibatkan ragi dan bakteri yang mengubah gula menjadi alkohol, lalu menjadi cuka. Karena berasal dari buah berwarna cerah, warna cuka apel umumnya kuning kecokelatan.

Sementara itu, cuka nanas dibuat dari sari atau ampas buah nanas yang difermentasi. Fermentasinya juga menggunakan bakteri dan ragi, tetapi menghasilkan rasa dan aroma yang lebih tropis. Dari segi warna, cuka nanas biasanya lebih pucat atau kekuningan terang.

2. Rasa dan aroma yang dihasilkan

Cuka apel punya aroma manis asam yang khas dan tidak terlalu menyengat. Rasanya juga cenderung lembut, sehingga nyaman digunakan untuk minuman detoks, salad dressing, dan infused water. Banyak orang menyukainya, karena tidak menimbulkan efek aftertaste yang tajam.

Sebaliknya, cuka nanas memiliki aroma buah tropis yang lebih kuat. Rasanya lebih tajam dan sedikit menyengat di lidah, cocok untuk masakan khas Asia atau marinasi. Karakternya yang lebih "berani" membuat cuka nanas sering digunakan dalam olahan pedas atau berbumbu kuat.

3. Kandungan nutrisi dan enzim alami

Potret cuka nanas (pexels.com/Kristina Paukshtite)

Cuka apel dikenal mengandung polifenol, vitamin C, dan enzim yang mendukung kesehatan pencernaan. Selain itu, ada komponen “mother” yang dipercaya baik untuk bakteri usus. Itulah mengapa cuka apel sering dijadikan suplemen alami.

Cuka nanas biasanya kaya akan enzim bromelain dari buah nanas. Enzim ini membantu memecah protein dan mendukung sistem pencernaan. Meskipun kandungan vitaminnya tidak sebanyak cuka apel, manfaatnya tetap terasa dalam olahan makanan.

4. Manfaat untuk kesehatan dan kecantikan

Cuka apel sering digunakan untuk mendukung diet, menurunkan kadar gula darah, dan membantu merawat kulit. Banyak orang mencampurnya dengan air hangat atau air dingin untuk diminum setiap pagi. Bahkan, beberapa produk skincare alami juga memakai cuka apel sebagai bahan utama.

Cuka nanas lebih sering dipilih dengan tujuan melancarkan pencernaan. Sama seperti cuka apel, kita bisa mencampurnya dengan air hangat atau air dingin, lalu meminumnya pada pagi hari.

Selain itu, cuka nanas membantu proses marinasi, supaya daging lebih empuk. Sistem kekebalan tubuh juga mendapat manfaat dari kandungan bromelain dan asam alaminya. Namun, penggunaannya dalam perawatan kulit masih jarang ditemukan.

5. Penggunaan dalam masakan sehari-hari

Dalam dunia kuliner, cuka apel sering digunakan untuk membuat dressing salad, acar, infused water, atau campuran saus barat. Rasanya yang ringan membuatnya mudah menyatu dengan berbagai bahan. Bahkan, chef sering memanfaatkannya sebagai pengganti lemon dalam resep tertentu.

Cuka nanas lebih cocok untuk masakan berbumbu kuat, seperti sambal, tumisan, atau hidangan berbasis daging. Banyak orang menggunakannya untuk membuat sate, rendang, atau ikan bakar, agar rasanya lebih menyerap. Selain itu, cuka nanas juga bisa dijadikan bahan olahan minuman fermentasi lokal.

Nah, sekarang kamu sudah tahu bedanya, tinggal pilih yang paling cocok untuk gaya hidup dan selera masakanmu. Di antara keduanya, mana yang paling kamu sukai?

Editorial Team