Sama-Sama Mahal, Ini 3 Perbedaan Kue Lapis Legit dan Kue Maksuba 

Kue maksuba berasal dari Palembang, kota yang kaya akan tradisi dan warisan budaya. Kue maksuba gak sekadar makanan, tapi juga simbol kehidupan. Filosofi Maksuba erat kaitannya dengan kesabaran, karena proses pembuatannya membutuhkan waktu dan ketelitian. Setiap lapisan harus dimasak dengan hati-hati, mencerminkan bahwa dalam hidup, apa pun yang berharga membutuhkan usaha dan ketekunan.

Biasanya, kue maksuba disajikan saat momen istimewa seperti Lebaran, pernikahan, atau acara adat. Bahkan, kue maksuba sering dijadikan hantaran dalam lamaran sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga besar.

Sementara itu, lapis legit merupakan hasil adaptasi dari tradisi kolonial Belanda di Indonesia. Nama aslinya, spekkoek yang secara harfiah diartikan sebagai "kue daging babi," karena lapisan lapis legit menyerupai pola lemak babi.

Kue lapis legit mulai berkembang di Indonesia pada masa penjajahan, dengan cita rasa yang disesuaikan menggunakan rempah-rempah lokal seperti kayu manis, cengkih, dan pala. Filosofinya lebih mencerminkan kemewahan dan presisi, sesuai dengan tradisi Eropa. Di Belanda, lapis legit sering menjadi bagian dari jamuan rijsttafel. Sementara di Indonesia, kue ini biasanya hadir di acara seperti Imlek, Lebaran, atau Natal.

Meskipun sama-sama membutuhkan banyak telur, bahan utama kue maksuba dan lapis legit cukup berbeda. Kue maksuba menggunakan telur, susu kental manis, santan, dan margarine sebagai bahan utamanya.

Proses pembuatannya juga cukup unik, karena setiap lapisan dimasak secara bertahap dalam loyang yang sama. Adonan dituangkan lapis demi lapis dan masing-masing harus matang sempurna sebelum lapisan berikutnya ditambahkan. Hal ini membuat tekstur kue maksuba lebih basah dan legit, dengan ciri khas warna kuning dan garis-garis hitam di tengahnya yang terbentuk selama proses pemanggangan.

Sebaliknya, lapis legit dibuat dengan menggunakan mentega premium, tepung terigu, gula, serta aneka rempah seperti kayu manis dan bunga pala. Adonan lapis legit lebih kaku dibandingkan kue maksuba, sehingga hasil akhirnya lebih kokoh dan tidak terlalu lembap. Setiap lapisan dipanggang secara perlahan untuk menciptakan tekstur yang padat tapi tetap lembut.

Dalam satu kue lapis legit, biasanya ada lebih dari 18 lapisan, mencerminkan kerumitan dan kesabaran dalam pembuatannya.

Tekstur dan rasa jadi dua aspek yang paling mencolok dalam membedakan kue maksuba dan lapis legit. Maksuba punya tekstur basah dan lembut dengan rasa manis dan gurih dari kombinasi santan dan susu kental manis.

Ketika dimakan, kue maksuba juga memberikan sensasi yang melekat di lidah hampir mirip seperti bolu kojo yang membuat siapa pun yang mencobanya ingin terus mengambil potongan berikutnya. Garis-garis hitam di tengah kue maksuba juga memberikan tampilan unik yang memikat mata.

Di sisi lain, lapis legit menawarkan pengalaman makan yang berbeda dibanding dengan saat kamu menyantap kue maksuba. Tekstur lapis legit cenderung padat namun tetap lembut dengan rasa manis yang dipadukan aroma rempah-rempah yang kuat.

Setiap gigitan membawa kombinasi rasa yang kaya dan kompleks, membuat kue lapis legit ini terasa mewah. Lapisan-lapisan rapi pada lapis legit juga memberikan kesan estetis yang sulit ditandingi oleh kue lain.

Kue maksuba dan lapis legit merupakan dua kue yang sama-sama istimewa dengan ciri khas masing-masing. Meski punya perbedaan dan harganya sama-sama mahal baik kue maksuba dan lapis legit, keduanya menunjukkan betapa beragamnya kekayaan kuliner Indonesia. Kalau kamu lebih suka mana kue maksuba atau lapis legit? Jangan bilang kamu lebih suka kalau dikasih keduanya secara gratis!