Korea Selatan tidak hanya terkenal dengan KPop dan KDrama, tetapi juga dengan ragam street food ekstrem. Bagi kamu yang suka petualangan kuliner, berani mencicipi makanan jalanan Korea yang paling unik dan ekstrem ini gak, nih? Gak cuma street food populer, seperti tteokbokki hingga dalgona saja yang populer, tetapi ada lainnya juga.
Terbuat dari bahan yang bisa gak biasa bagi sebagian wisatawan, street food unik dan ekstrem Korea Selatan ini paling populer. Kamu berani mencobanya?
Beondegi adalah cemilan ekstrem yang terbuat dari ulat sutera. Meskipun mungkin terdengar menjijikkan bagi sebagian orang, di Korea, beondegi adalah camilan yang sangat populer, terutama saat musim semi.
Ulat sutera biasanya direbus dan dimakan dengan bumbu pedas yang membuatnya menjadi camilan yang menggoda bagi pecinta makanan unik. Teksturnya pun cenderung renyah dan creamy, lho.
Sannakji adalah hidangan hidup dari gurita segar yang dipotong menjadi potongan kecil dan disajikan langsung. Gurita ini masih bergerak saat kamu memakannya, sehingga memberikan sensasi mengunyah yang unik. Meskipun harus dimakan dengan hati-hati, pengalaman mencicipi sannakji adalah salah satu hal yang tidak terlupakan di Korea.
Jokbal adalah kaki babi yang dimasak dengan bumbu khas Korea, seperti kecap, bawang putih, dan jahe. Dagingnya empuk dan berlemak, sehingga memberikan cita rasa yang kaya dan gurih. Biasanya, jokbal disajikan dengan acar dan saus pedas, jokbal adalah salah satu street food Korea yang sangat populer dan lezat.
Bosintang adalah sup berbahan dasar daging anjing yang dimasak dengan rempah dan sayuran. Meskipun kontroversial di beberapa negara, di Korea, bosintang dianggap sebagai hidangan lezat yang diakui memiliki manfaat kesehatan.
Namun, sekarang ini banyak restoran mengganti daging anjing dengan daging domba atau sapi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas. Menikmati bosintang tak lagi hanya dari daging anjing, kok.
Hongeo adalah ikan skate (jenis ikan pari) yang difermentasi selama beberapa minggu atau bahkan bulan. Proses fermentasi ini membuat hidangan ini aroma yang sangat kuat.
Rasa ikan skate fermentasi ini unik. Banyak orang menganggapnya sebagai hidangan yang diakuisisi, mengingatkan pada keju yang sangat matang.
Dakbal terbuat dari kaki ayam yang dimasak dengan bumbu pedas dan dipanggang atau digoreng hingga renyah. Hidangan ini sangat populer di kalangan pencinta makanan pedas di Korea Selatan. Kombinasi antara daging ayam yang lezat dan bumbu pedas membuat dakbal menjadi camilan yang menggugah selera.
Gaebul, atau lebih dikenal sebagai cacing laut berambut, adalah makanan laut yang unik di Korea. Cacing ini biasanya disajikan mentah dengan saus cabai atau disajikan dalam bentuk sup.
Meskipun penampilannya mungkin tidak menarik dan sekilas menjijikkan, gaebul terasa manis dengan tekstur yang kenyal. Gak heran kalau membuatnya menjadi hidangan laut yang unik dan lezat.
Gopchang merupakan hidangan usus sapi yang dipotong dan dimasak dengan bumbu pedas yang dipanggang. Usus sapi ini teksturnya kenyal dengan rasa gurih saat dimasak dengan bumbu khas Korea.
Meskipun mungkin terdengar aneh bagi beberapa orang, gopchang adalah hidangan yang sangat populer di Korea. Makanan ini sering dijadikan sebagai camilan yang disantap bersama teman-teman.
Sundae adalah jenis sosis Korea yang terbuat dari campuran darah babi, mi, dan sayuran. Sosis ini biasanya dimasak dengan cara direbus, dipanggang, atau digoreng. Sundae cita rasanya unik dengan tekstur lembut.
Dakttongjip terbuat dari jeroan ayam, yakni ampela. Ampela kemudian dimasak dengan bumbu pedas hingga lembut dan gurih. Meskipun mungkin terdengar aneh, dakttongjip sangat populer di Korea dan sering dijadikan camilan saat minum soju.
Jika kamu adalah petualang kuliner yang berani, mencicipi street food Korea yang unik dan ekstrem pasti akan memberimu pengalaman kuliner tak terlupakan. Dari beondegi yang menggugah selera hingga dakttongjip yang lezat, street food Korea menawarkan berbagai pilihan makanan yang tidak hanya memuaskan lidahmu tapi juga mengajakmu menjelajahi keberagaman cita rasa. Tertarik mencicipinya?