11 Makanan Indonesia yang Mulai Langka, Sudah Pernah Coba? 

Menjadi salah satu ikon kuliner khas Betawi, kerak telor ternyata sudah dikenal dan dinikmati sejak tahun 1970-an. Walau serupa dengan omelet, kerak telor terbuat dari campuran telur dengan beras ketan, ebi, dan bawang merah goreng yang diberi bumbu kelapa sangrai, kencur, jahe, merica, cabai, garam, dan gula pasir. 

Kerak telor biasanya dijajakan oleh pedagang menggunakan pikulan dengan harga cukup terjangkau. Namun, saat ini cukup sulit untuk menemukan kerak telor jika bukan di sebuah perayaan besar.

Bubur ase adalah salah satu masakan khas Betawi yang menyajikan perpaduan antara bubur, kuah semur, dan asinan sayur. Rasanya gurih, segar, dan asam. Kuah semur yang digunakan untuk menyajikan bubur ini jauh lebih encer dibandingkan semur betawi. 

Untuk menambah kenikmatannya, bubur ase juga sering kali diberi taburan berupa kacang goreng, kedelai goreng, bawang goreng, kucai, teri, dan kerupuk. Sayangnya, kini bubur ase cukup sulit untuk ditemukan karena berkurangnya pedagang yang menjual.

Sesuai namanya, gabus pucung terbuat dari ikan gabus goreng dengan kuah hitam yang berasal dari pucung atau keluak. Cara membuatnya hampir sama dengan cara memasak ikan kuah lainnya, hanya saja diberi pewarna berupa keluak. 

Rasanya yang lezat dan khas membuat gabus pucung menjadi salah satu masakan yang wajib dihidangkan saat nyorog, tradisi berupa hantaran makanan kepada mertua menjelang puasa atau Lebaran. Namun, sejak semakin sulitnya untuk menemukan ikan gabus, masakan ini juga cukup sulit ditemui.

Walaupun dikenal dengan taoge goreng, makanan satu ini ternyata dimasak dengan cara ditumis. Taoge ditumis dengan sedikit air panas, lalu diberi potongan tahu, ketupat atau lontong, dan mi kuning.

Taoge yang telah ditumis diberi saus yang terbuat dari oncom. Taoge goreng sendiri biasanya dijajakan menggunakan pikulan atau gerobak yang dulu sangat populer di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor. 

Gak seperti mangut lele yang masih eksis, mangut pari atau mangut pe asap dengan bahan utama dari ikan pari asap ini sudah sangat sulit ditemukan. Masakan khas Jawa Tengah ini memiliki rasa nikmat yang berasal dari perpaduan gurihnya ikan pari asap, cabai, dan rempah yang pedas.

Bagi beberapa orang mungkin khawatir jika ikan pari asap yang digunakan masih berbau amis. Padahal, aroma smoky yang kuat dan rempah-rempahnya membuat ikan pari asap tidak akan amis sama sekali. 

Gak hanya buah durian saja yang enak, kembang durian atau yang dikenal dengan karuk ini juga sangat nikmat jika diolah menjadi oseng karuk. Karuk yang diolah menjadi oseng karuk termasuk ke dalam kuliner Betawi ini berawal dari kebiasaan masyarakat untuk mengumpulkan karuk yang berjatuhan saat pohon durian berbuah.

Biasanya karuk yang terkumpul akan direbus terlebih dulu untuk menghilangkan lendir. Tekstur karuk hampir sama dengan jamur tiram. Sayangnya, kembang durian atau karuk ini semakin sulit ditemukan karena berkurangnya lahan pohon durian.

Pecel ndeso yang berasal dari Solo ini memiliki penampilan yang gak biasa. Berbeda dari pecel pada umumnya, pecel ndeso menggunakan nasi dari beras merah dengan lauk dari jantung pisang, daun pepaya, taoge, bunga turi, bayam, kemangi, dan timun.

Uniknya lagi, bumbu kacang pada pecel ndeso juga berwarna hitam pekat yang berasal dari bumbu kacang yang diberi campuran wijen hitam. Ini mungkin membuat beberapa orang ragu untuk mencicipi masakan khas Solo yang satu ini.

Sekilas hampir mirip dengan bihun, mi lethek yang terbuat dari tepung tapioka dan singkong ini memiliki tekstur yang lebih tebal dan lebih kenyal dari bihun. Dalam proses pembuatannya terbilang masih sangat tradisional, seperti memanfaatkan tenaga seekor sapi untuk menggerakkan penggiling adonan mi lethek yang terbuat dari batu silinder seberat satu ton.

Selain itu, pembuatan mi lethek ini hanya menggunakan bahan alami dan gak menggunakan zat pengawet. Oleh karena itu, mi lethek memiliki tampilan yang kurang menarik, tapi rasanya tetap nikmat. Dalam penyajiannya, mi lethek biasanya tersedia varian mentah dan siap saji yang makin sulit ditemukan.

Rasanya kurang lengkap jika belum menikmati kelezatan pecel semanggi yang menjadi makanan legendaris Surabaya. Jika bumbu atau saus yang digunakan untuk membuat pecel menggunakan kacang tanah, pecel semanggi menggunakan bumbu yang terbuat dari campuran ubi dan kacang tanah. 

Pecel semanggi dibuat dari daun semanggi yang telah dikukus serta sering kali dihidangkan bersama taoge dan kerupuk puli. Sulitnya untuk memperoleh daun semanggi adalah salah satu faktor kelangkaan kuliner khas Surabaya ini.

Walau dinamakan sayur babanci, nyatanya masakan yang satu ini sama sekali gak menggunakan sayur. Untuk membuat sayur babanci dibutuhkan teknik khusus dalam memasak dan juga bahan-bahan utama yang saat ini sangat sulit untuk ditemukan. Dibutuhkan rempah-rempah yang terbilang cukup langka, seperti kedaung, tai angin, botor, bangle, temu kunci, dan lempuyang untuk membuat sayur babanci.

Selain itu, masakan ini juga menggunakan daging sapi berupa bagian pipi sapi saja. Karena kelangkaan bahan dalam membuatnya, gak salah jika sayur babanci hanya dihidangkan di perayaan besar, seperti Lebaran dan hari jadi Kota Jakarta.

Bagi orang Melayu, khususnya di Pulau Sumatra,  sudah gak asing dengan gulai umbut kelapa. Umbut kelapa yang digunakan untuk membuat masakan ini berasal dari pucuk batang pohon kelapa yang masih muda dengan tekstur lembut. Cara pembuatannya hampir sama dengan gulai umumnya dengan cita rasa gurih dan sedikit manis. 

Di balik kelezatannya, makanan ini tergolong ke dalam hidangan istimewa yang saat ini sudah jarang dihidangkan jika bukan di acara-acara tertentu, seperti hajatan. Ini dikarenakan untuk memasak gulai umbut kelapa dibutuhkan satu batang pohon kelapa yang tentu harus ditebang terlebih dahulu. 

Dari beberapa makanan di atas, tentu masih banyak lagi makanan Indonesia yang langka dan saat ini sudah cukup sulit ditemukan. Tentunya dibutuhkan berbagai usaha ekstra untuk turut melestarikan dan memperkenalkan makanan khas Indonesia.