8 Kuliner Para Raja di Nusantara yang Kini Bisa Dinikmati Semua Orang

Sego blawong merupakan makanan khas Keraton Yogyakarta. Kuliner ini dianggap cukup sakral karena dulunya hanya disajikan ketika acara peringatan Tingalan Dalem atau ulang tahun Sultan Hamengkubuwono.

Sego blawong terdiri dari nasi yang dimasak dengan beragam rempah. Kemudian, disajikan dengan beragam lauk, seperti bacem ayam, telur pindang, dan daging lombok kethok.

Bir Jawa juga menjadi salah satu kuliner khas Kraton Yogyakarta. Meskipun namanya bir, namun Bir Jawa bukan minuman beralkohol.

Bir Jawa merupakan kreasi Sultan Hamengku Buwono VIII yang terdiri dari berbagai campuran rempah-rempah. Mulai dari cengkeh, jahe, kapulaga, kayu manis, serutan kayu secang, serai, daun pandan, jeruk nipis, dan gula pasir.

Siapa sangka, makanan berkuah yang satu ini dulunya merupakan kuliner khusus para raja dan bangsawan. Yap, Coto Makassar dulunya hanya bisa dinikmati oleh raja, bangsawan, dan tamu Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan.

Coto Makassar mulai dikenal sejak tahun 1500-an, dan kuliner ini dibuat dari sekitar 40 jenis rempah-rempah sekaligus.

Kalau Keraton Yogyakarta punya Nasi Blawong, Keraton Surakarta punya Nasi Jemblung sebagai kuliner khas kerajaan. Konon dulunya kuliner ini hanya bisa disantap kalangan raja dan bangsawan.

Nasi Jemblung juga sempat menjadi makanan favorit Sultan Pakubuwana X. Terdiri dari nasi yang berbentuk melingkar mirip donat dengan bolongan di tengahnya. Di tengahnya diisi dengan lidah dan daging sapi, sambal terasi, lalapan mentimun, tomat, serta kerupuk rambak.

Naniura merupakan hidangan khas Tapanuli Utara yang dulunya hanya bisa dinikmati oleh raja-raja Batak. Naniura biasanya berbahan dasar ikan mas segar. Bumbu untuk siraman daging ikan terdiri dari 10 macam bumbu, seperti andaliman dan kecombrang.

Bubur pedas Melayu merupakan salah satu kuliner khas Kesultanan Deli yang kini berada di Sumatera Utara. Bubur ini terbuat dari beras yang dimasak bersama berbagai campuran rempah, seperti kunyit, temu hitam, temu mangga, serta berbagai macam jenis rempah lainnya.

Bubur yang sudah jadi kemudian dihidangkan bersama kuah santan kental, irisan daun mangkokan, daun ketumbar, dan daun jambu, serta potongan dada ayam dan udang segar. Bubur pedas Melayu biasanya dinikmati saat Ramadan.

Ketan bintul merupakan jajanan favorit para sultan di Kesultanan Banten. Ketan Bintul juga biasanya menjadi penganan wajib para sultan untuk berbuka puasa.

Hingga sekarang pun jajanan ini selalu tersaji di meja makan keturunan keluarga Sultan selama Ramadan. Ketan Bintul sendiri terbuat dari bahan dasar ketan yang ditaburi serundeng.

Kuah Pliek U merupakan makanan raja-raja Aceh sejak abad ke-16. Makanan ini terbuat dari kelapa parut yang dikeringkan di bawah sinar matahari selama beberapa hari.

Olahan kelapa tersebut menghasilkan minyak goreng dan ampasnya kembali djemur dan menjadi Pliek U. Selanjutnya, dicampur dengan beragam bahan, ada daun, buah melinjo muda, pepaya muda, nangka muda, daun singkong, dan lain-lain.

Dari delapan makanan di atas, ada yang sudah pernah kamu coba? Tulis di kolom komentar ya!