Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
jatjuk (instagram.com/korean_mothers_easy_recipes)

Budaya makan bubur gak cuma di Indonesia saja. Hampir setiap negara di dunia juga makan bubur di momen tertentu. Karena itu, setiap negara memiliki bubur dengan ciri khas masing-masing.

Ciri tersebut pada umumnya dibedakan dari bahan bakunya. Dari sekian banyak bahan makanan, ternyata ada bubur yang bahan utamanya adalah tepung. Selain mudah dijangkau, bubur terbuat dari tepung karekteristiknya pasti lembut.

Kalau berkesempatan mencoba, tujuh bubur khas berbagai negara yang dibuat dari tepung ini nikmat, lho. Kamu harus tahu!

1. Atole

atole (instagram.com/armana.and.co)

Atole adalah bubur khas Meksiko yang terbuat dari blue corn atau tepung biru. Bahan lainnya yang menyertai atole terdiri dari gula, cengkih, susu, dan kayu manis.

Saking lembutnya atole, banyak yang mengkategorikannya ke dalam jenis minuman, lho. Berdasarkan riwayat, atole adalah bubur yang sudah ada sejak zaman Aztek.

2. Gachas

gachas (instagram.com/braveandhealthy17)

Tepung terigu, bawang putih, minyak zaitun, dan garam adalah bahan-bahan utama pembuatan gachas. Meskipun terkadang ada yang menambahkan kunyit, bawang goreng, atau paprika, tetapi tak mengurangi kenikmatan bubur khas Spanyol ini.

Selain tepung terigu, gachas juga bisa dibuat dari tepung kacang polong atau tepung jagung. Gachas sekarang ini sering disantap dengan tambahan bacon atau biscuit, lho.

3. Jatjuk

jatjuk (instagram.com/cavikitchen)

Siapa yang gak kenal jatjuk? Bubur khas Korea Selatan ini dibuat dari campuran kacang pinus dan tepung beras. Kacang pinus untuk jatjuk sebelumnya direbus, dan ditumbuk hingga lembut. Karena itu, tekstur jatjuk gak cuma lembut tapi juga kental.

Bagian atas jatjuk biasa dihiasi dengan kacang pinus. Di negara asalnya, jatjuk jadi hidangan pasien lanjut usia, karena mengenyangkan sekaligus menyehatkan.

4. Rømmegrøt

ilustrasi rømmegrøt (unsplash.com/Deryn Macey)

Sampai sekarang, masyarakat Norwegia masih suka sekali menikmati rømmegrøt bersama daging kering. Perpaduan kedua makanan tersebut disinyalir mampu meningkatkan nafsu makan, lho. Rømmegrøt dibuat dari kombinasi antara tepung terigu, krim asam, susu tinggi lemak, dan garam.

5. Mannapurro

ilustrasi mannapurro (unsplash.com/Taylor Kiser)

Saat pelesiran ke Finlandia, banyak restoran yang menawarkan mannapurro sebagai hidangan penutup. Terkadang, mannapurro dijadikan sebagai sarapan praktis dan simpel oleh masyarakat Finlandia, lho.

Bubur yang seringnya diberi topping berupa buah ini dibuat dari tepung semolina, susu, dan garam. Supaya menghasilkan bubur tekstur kental, mannapurro dimasak perlahan-lahan.

6. Talbina

talbina (instagram.com/iamhasrizal)

Nah, talbina ini, menurut riwayat, merupakan salah satu makanan kesukaan Nabi Muhammad SAW. Populer sekali di Timur Tengah, talbina adalah bubur yang terbuat dari tepung barley yang dikombinasikan dengan madu dan susu.

Talbina yang rasa manisnya lembut, sering diberi ragam topping, lho. Topping-nya bisa irisan buah-buahan, kacang-kacangan, sampai kurma.

7. Papeda

papeda (instagram.com/papeda_alamsutera)

Indonesia juga punya bubur terbuat dari tepung. Ada banyak! Salah satunya adalah papeda. Papeda dibuat dari sagu atau tepung sagu yang hanya dicampur dengan air saja. Bubur dari tepung ini populer sekali di wilayah Indonesia Timur. Papeda nikmat banget dimakan dengan ikan kuah kuning, sayur bunga pepaya, atau tumis kangkung.

Selain mengganjal perut dari rasa lapar, ternyata bubur berbahan tepung juga membantu memulihkan stamina tubuh usai sakit, lho. Teksturnya yang lembut, bikin penikmatnya merasa nyaman ketika menikmatinya.

Maka dari itu, tujuh bubur khas berbagai negara tadi bukan cuma insipirasi untuk santapan di rumah saja. Saat sakit, ragam bubur berbahan tepung tadi bisa dijadikan pilihan santapan yang anti bikin bosan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team