Cerita Seru Pengalaman Yuda Bustara Menjadi Seorang Celebrity Chef

Dalam bio akun Instagramnya, Chef Yuda Bustara menuliskan istilah urban cook chef dan culinary diplomat sebagai personal branding. Tentu banyak yang penasaran apa sih makna sebenarnya dari dua istilah tersebut?

"Urban cook itu sebenarnya nama cooking show saya zaman dulu. Kayaknya sekitar tujuh tahun lalu kali, ya? Jadi, memang sudah menempel dan orang-orang kenalnya sebagai chef yang masaknya suka gampang, suka simpel," ujar Chef Yuda.

Sedangkan, istilah culinary diplomat, juga masih berkaitan dengan aktivitasnya ketika masih mengisi acara di Asian Food Network. Saat itu, ia sering pergi keluar negeri dan bekerja sama dengan tourism board, seperti pergi bersama Kemenparekraf untuk mempromosikan kuliner Indonesia di luar negeri.

Sebagai chef yang populer di berbagai media sosial dengan resep-resep dan gaya memasak yang simpel, Chef Yuda pun mengungkapkan tentang keinginannya untuk menginspirasi banyak orang

"Saya itu percaya apa pun (makanan) yang kita beli, baik itu delivery online atau di restoran, bisa kita buat sendiri di rumah," tuturnya.

Dia mencontohkan abang-abang nasi goreng yang mungkin tidak sekolah kuliner, tapi mereka bisa jualan satu menu yang bisa sukses. "Jadi, saya ingin menginspirasi kalau semua orang itu bisa masak," ungkapnya.

Meski rutin memberikan inspirasi resep-resep yang simpel, rupanya Chef Yuda juga pernah mati gaya dalam pembuatan konten, lho. "Selalu dong," katanya.

Dia menceritakan awal mula membuat konten di YouTube sudah cukup lama, hampir 10 tahun yang lalu. Sekarang justru lebih rutin di Instagram dibanding YouTube.

"Saya juga mulai TikTok, tapi lebih ke mirroring apa yang sudah saya post di Instagram," ujar alumni Taylor’s College School of Hospitality Tourism, Malaysia, ini.

Karena lebih banyak aktif di media sosial, warganet kerap menanyakan tentang rasa masakan Chef Yuda apakah benar-benar enak atau tidak. Dia mempersilakan warganet datang ke acara-acara live cooking yang dia kerjakan. 

"Teman-teman yang mau merasakan langsung (masakannya)," ujarnya.

Saat ini, ia lebih enjoy jalan-jalan bersama brand serta bekerja sama membuat produk-produk yang lebih sehat dan bisa dikonsumsi lebih banyak orang.

Chef Yuda menyampaikan pendapatnya tentang resep-resep masakan yang sering viral di TikTok atau Instagram. Menurutnya, banyak sekali video-video resep yang benar-benar enak dan ada pula yang tidak enak sama sekali.

Ia mengimbau agar warganet selalu berhati-hati dan melihat resep mana yang bisa dipraktikkan di rumah dan mana yang tidak.

"Kalau membuat konten, saya berusaha buat teman-teman semua pasti berhasil, karena saya tes dulu bersama tim," ujarnya.

Semua resep yang ia jadikan konten minimal diuji dua kali. Pertama oleh Chef Yuda sendiri dan kedua dari timnya. Jika sudah berhasil dan benar-benar enak, baru kemudian memasuki tahap produksi, syuting, editing, dan diunggah.

"Supaya orang-orang yang masak dan nyoba tidak buang-buang waktu. Kasihan sudah belanja mahal-mahal terus gagal," harapnya.

Tak hanya diragukan rasa masakannya, banyak orang yang menganggap Chef Yuda sebagai seorang chef yang anti-ulekan, karena lebih sering menggunakan alat-alat masak yang canggih. Namun, sebenarnya ada hal penting yang menjadi prinsipnya ketika memasak.

"Kalau ulekan itu pernah sih sebenarnya. Cuma saya lebih suka dengan cara yang lebih cepat," ujarnya.

Tentu banyak orang yang kontra dengan Chef Yuda, terutama ketika membuat sambal. Menurut sebagian besar orang sambal itu lebih enak diulek daripada diblender. Namun, semua ada triknya dan tak jarang Chef Yuda membagikan cara membuat sambal yang tetap enak, meski menggunakan food processor atau blender.

"Banyak teknik yang sebenarnya kamu bisa pakai dengan cara urban atau cara lama, sesuai selera. Yang penting juga sesuai bujet," ujarnya.

Ditanya tentang preferensi rasa masakan hasil makanan yang diolah dengan alat canggih atau tradisional, Chef Yuda pun menjawab dengan tegas. 

"Saya lebih suka yang cepat, kalau ribet saya beli. Karena ini kan masakan sehari-hari harusnya yang simpel dan sehat," tutur pria yang hobi nge-gym itu.

Chef Yuda menyampaikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi rasa masakan. Di antaranya ada bahan yang digunakan, alat masak, dan yang terpenting adalah tangannya.

"Beda tangan, beda rasa. Biasanya kalau lagi mood-moodan, rasanya suka berubah itu benar banget. Kalau masak harus (dalam kondisi) lagi happy," tuturnya.

Selain itu, chef Yuda juga menegaskan bahwa kalau memasak harus tahu teknik, jaga kebersihan, dan disiplin. Kalau sudah memenuhi semua indikator tersebut, rasa masakan dijamin pasti enak.

Meski telah membagikan banyak resep masakan lezat, rupanya masih ada banyak resep yang belum dibagikan, terutama masakan Padang.

Yuda pengin membuat makanan Padang itu lebih mudah. "Biasanya orang yang bilang ngapain bikin makanan Padang, mending beli aja, lebih murah, lebih cepat. Tapi, makanan Padang itu bisa dibuat di rumah," kata dia. "Nanti resepnya masih saya olah, bagaimana membuat makanan Padang yang rempahnya begitu banyak tapi lebih mudah."

Berbagai tantangan pun kerap dialami dan dilakukan Yuda dalam memilih resep baru dan mix and match bahan yang kurang populer menjadi suatu masakan.

Menurut Yuda, teknik syutingnya, kualitas videonya, dan cara masaknya adalah faktor yang paling penting. Zaman sekarang orang lebih suka yang step masaknya gampang, langsung cobain. Apa pun makanannya, terpenting langkah-langkah memasaknya harus simpel.

Beberapa kreator konten umumnya melakukan banyak hal untuk mencari inspirasi atau menciptakan kenyamanan di ruang kerja, supaya lebih bersemangat. Begitu pula dengan Chef Yuda. Ia kerap melakukan hal unik yang membuatnya betah nyaman.

"Kalau ritual gak ada. Cuma karena dapur saya nyambung dengan living room dan ada TV di belakang, kadang-kadang saya bisa sambil mendengarkan musik atau memasang aroma terapi. Jadi, saya lebih nyaman, lebih nyantai."

Sebagai seorang chef, tentu penting sekali menciptakan dapur yang nyaman, sehingga betah untuk beraktivitas di sana. Bahkan, tak jarang Chef Yuda tidur di dapur saking nyamannya.

Setiap pekerjaan pasti ada rasa jenuh dan bosan. Begitu pula dengan Chef Yuda. Ketika jenuh, ia selalu melihat hal-hal yang viral atau jalan-jalan ke luar negeri.

"Kalau ke luar negeri saya gak pernah belanja beli baju. Saya biasanya belanja alat masak dan bahan makanan, sama belajar masak," kata Yuda.

Misalnya saat ke Jepang, ia belajar membuat sushi. Sepulangnya ke Indonesia, ia langsung mempraktikkan kepada teman-temannya. "Itu yang membuat saya terus berevolusi dan belajar hal-hal baru," ungkapnya.

Zaman sekarang seseorang sudah bisa belajar masak di mana-mana, baik itu dari media sosial atau YouTube secara gratis. Chef Yuda pun menyampaikan beberapa hal untuk para Milenial dan Gen-Z yang ingin belajar memasak.

"Satu hal yang perlu diingat, YouTube belum bisa dicicipin, jadi belum bisa belajar maksimal," ujarnya.

Salah satu cara belajarnya, dia berpendapat, adalah dengan mengikuti cooking school, traveling ke berbagai tempat, atau ikut short term course. "Pastikan banyak masak dan juga banyak mencoba makanan."

Chef Yuda juga menyarankan untuk pergi ke daerah-daerah di Indonesia. Banyak ibu-ibu atau petani yang jago masak. Misalnya mendatangi rumah petani jagung dan lihat bagaimana cara mereka mengolah nasi jagung.

Itu dia rangkuman ngobrol seru dengan Chef Yuda Bustara yang bisa menjadi inspirasimu dalam hal masak memasak. Semoga bermanfaat!