Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra Soemantri

Sebenarnya menulis itu seperti memasak

Kevindra Soemantri dikenal sebagai seorang penulis kuliner dan kritikus restoran yang sudah lama malang melintang dalam dunia kuliner sejak 2014. 

Selain itu, Kevindra juga telah melahirkan beberapa buku. Dua bukunya yang populer antara lain The Art of Restaurant Review dan Jakarta: A Dining History. Bahkan, namanya muncul dalam beberapa publikasi internasional, seperti Bon Appetit, Serious Eats, hingga The New York Times

Kini, Kevindra kembali menjadi bagian dalam salah satu program acara IDN Times, Lombok Writers Festival yang digelar pada 9-10 Maret 2022. Ia berbagi kisah, tips, hingga pengalamannya sebagai seorang penulis kuliner. 

Lantas, seperti apa sih keseruannya? Ilmu menarik apa saja yang dibagikan Kevindra? Melansir dari YouTube IDN Times, simak informasi selengkapnya berikut ini!

1. Kenapa penulisan makanan penting?

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriSalah satu buku karya Kevindra Soemantri, Jakarta: A Dining History (instagram.com/thisis_farid)

Penulisan makanan menjadi hal yang penting, karena sudah banyak orang yang gak terkoneksi dengan makanan di daerahnya. Menariknya, menjadi seorang penulis makanan adalah cara kita menjaga budaya kuliner lokal.

Misalnya, mencari tahu bahan baku yang terkenal di daerah tempat tinggalmu. Selain itu, bisa mencari tempat makan legendaris, lalu menuliskan tentang tempat makan tersebut. 

Jika penulisan kuliner ini gak ada, maka banyak orang yang gak akan mengetahui suatu makanan. Dari menulis kuliner, kamu juga akan belajar sejarah bagaimana makanan bisa tercipta. 

2. Menjadi penulis kuliner itu menyenangkan

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriKevindra Soemantri dan bukunya The Art of Restaurant Review (instagram.com/kevindrasoemantri)

Berdasarkan pengalaman Kevindra yang sudah menulis kuliner sejak 2014, ia menyatakan penulis kuliner itu menyenangkan. "Karena itu, saya punya kesempatan ke Swiss, Australia, hingga Tokyo berkat menulis soal makanan," katanya. 

Selain bisa traveling dan mencicipi berbagai jenis makanan di dunia, kamu sebagai penulis kuliner juga bisa berkesempatan berbagai macam budaya. Bisa menjadi peluang besar untuk kita yang ingin menjadi seorang penulis kuliner.

3. Cara menjadi penulis kuliner bagi pemula

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriKevindra Soemantri, Penulis Kuliner Indonesia (instagram.com/kevindrasoemantri)

Menjadi penulis kuliner gak harus mencoba makanan terlebih dahulu. Terutama bagi pemula, kamu bisa mencari data-data, membaca artikel, atau mewawancarai seseorang. Namun, hasilnya gak akan sekuat saat kamu mencicipi makanan secara langsung. 

Kevindra pun berbagi tips supaya kita gak merasa terbebani dengan penulisan kuliner. Salah satunya dengan fokus saja menulis makanan yang kita pahami. "Nanti saat kesempatan datang, kita bisa eksplor makanan lain, di situlah kita akan kaya akan ensiklopedia cita rasa," tuturnya. 

Namun, suatu makanan gak bisa dijadikan acuan. Sebaiknya kamu perlu mencicipi makanan yang sama, tetapi yang dimasak orang lain.

4. Mengumpulkan berbagai referensi tulisan

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriIlustrasi mengumpulkan referensi tulisan (unsplash.com/brucemars)

Ketika kamu terbatas dengan referensi soal makanan, yang bisa kamu lakukan adalah melihat referensi dari sumber-sumber terpercaya. Selain itu, kamu juga bisa melihat dari dari video di YouTube yang dipublikasikan lembaga kredibel.

Kevindra berkata zaman sekarang dipermudah dengan digitalisasi, karena bisa menemukan informasi di mana pun. Berbeda dengan dirinya yang dahulu harus melakukan riset selama lima tahun untuk membuat buku Jakarta: A Dining History.

Bahkan, ia harus melihat arsip-arsip Belanda untuk mendapatkan referensi yang terpercaya. Ia pun menuturkan mencari referensi menulis itu seperti proses memasak. Menulis, kata dia, seperti memasak, kita berawal dari mengumpulkan bahan-bahannya. "Namun, rasanya bisa enak atau gak enak," katanya. 

5. Cari sumber data yang valid

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriIlustrasi mencari data di internet (unsplash.com/annademy)

Penulisan kuliner terbagi dalam empat jenis, yakni resep, literatur, akademis, dan panduan. Sama seperti etika jurnalistik dengan mengutamakan data yang tepat, hindari menulis data yang gak valid. 

Misalnya ingin mengulas tempat makan, kamu perlu memikirkan apakah tulisan ini akan dibuat berdasarkan referensi pribadi, apakah bisa menyingung pemiliknya, dan lain-lain. 

Selain itu, Kevindra juga memberikan tips menarik mengenai pencarian data. "Tulis semua topik-topik yang ingin kita angkat, lalu kumpulkan, atau tanya ke orang yang tahu tentang makanan tersebut," jelasnya.

Pasalnya, jika tidak valid, maka bisa memberikan informasi yang salah. Jika ingin menuliskan artikel opini, maka jelaskan di dalam artikel bahwa tulisan kamu berdasarkan opini pribadi. 

6. Cara menjaga budaya resep makanan

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriIlustrasi sate maranggi (instagram.com/kevindrasoemantri)

Salah satu penyebab resep yang punah adalah semakin banyak orang yang enggan memasak. Karena biasanya resep berasal dari nenek moyang, turun ke ibu, lalu turun lagi ke generasi selanjutnya. 

Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan adalah mencatatnya. Selain itu, kamu juga bisa membeli makanan tradisional. Jika gak ada konsumen yang membeli makanan tradisional, maka semakin lama penjualnya pun akan hilang.

Namun, sebagai penulis, kamu bisa mencatat ide yang menarik. Misalnya, fakta menarik tentang tempat makan. Kamu pun bisa mengumpulkan cerita dari orang sekitar atau bertanya kepada anggota keluarga yang senang masak. 

Baca Juga: Tempat Street Food di Jakarta, Enak dan Unik ala Kevindra Soemantri

7. Mengulas makanan bersifat objektif

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriIlustrasi makanan (instagram.com/kevindrasoemantri)

Untuk menjadi seorang penulis makanan, wajib mengulasnya secara objektif. Kevindra berbagi pengalamannya soal mencari tahu soal rasa suatu masakan di tempat makan. 

Setiap ke tempat makan, dia selalu mencari tahu dari pemilik atau pramusaji. Misalnya, kita biasa pesan ayam bakar pedas manis, tetapi di tempat makan ini rasanya berbeda. Kemudian kita tanyakan menggunakan bumbu apa atau resepnya bagaimana, katanya. 

Cara tersebut dinilai lebih objektif. Sebab, rasa makanan adalah soal pereferensi. Namun, jika hanya menggunakan preferensi pribadi, maka bisa menjadi suatu masalah. 

Sebaiknya bertanya langsung kepada orang yang mengolah makanan tersebut. Karena tulisan kamu bisa memengaruhi suatu bisnis. Jika gak hati-hati, bisa berdampak buruk pada usaha orang lain. Disarankan menulis kritik yang membangun. 

8. Mengenal kuliner melalui gastrodiplomasi

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriIlustrasi makanan khas Korea (instagram.com/seremban.meals)

Berbicara soal gastrodiplomasi, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kita. Gastrodiplomasi merupakan bagian dari diplomasi publik dengan mengenalkan budaya kuliner suatu negara. 

Misalnya, seperti Korea yang menerapakan gastrodiplomasi melalui drama Korea. Alhasil saat menontonnya, kebanyakan orang akan merasa tertarik mencoba makanan tersebut. 

Hal ini seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi warga Indonesia. Karena beberapa negara di dunia sudah melakukan cara yang menarik ini. 

9. Cara menafsirkan rasa menjadi bentuk aksara

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriIlustrasi menulis (instagram.com/way2writing)

Ada beberapa cara menafsirkan rasa menjadi aksara. Salah satu hal menarik yang dibagikannya adalah mengenai awal mula menjadi seorang penulis kuliner. 

Saat mengawali karir di bidang kuliner, ia bertemu dengan Pak Bondan Winarno, seorang pakar kuliner Indonesia. Sebelum beliau wafat, Kevindra mendapatkan banyak ilmu melalui perbincangan soal kuliner. 

Tak hanya itu, ia juga pernah menghampiri Laksmi Pamuntjak, penulis film Aruna dan Lidahnya. Melalui perbincangan dengan Laksmi, ia menggali soal hal yang boleh dan gak boleh dilakukan dalam menulis kuliner, hingga melihat perkembangan selera masyarakat. 

Hal tersebut menjadi acuan dirinya saat bertugas. Setelah rutin dilakukan, maka akan menjadi prinsip pribadi, dan akhirnya akan paham bahwa tipe penulisan apa yang cocok untuk menceritakan suatu makanan.

10. Tips percaya diri untuk menulis

Meracik Cerita Kuliner Nusantara ala Kevindra SoemantriIlustrasi menulis (unsplash.com/craftedbygc)

Permasalahan dari hampir semua penulis adalah soal percaya diri. Setiap orang memiliki penyebab yang berbeda, mulai dari kurangnya kosa kata kuliner atau cara menulis diksinya.

Solusinya, kamu bisa memperkaya literasi dengan membaca artikel orang lain. Karena saat menulis, kamu akan mengeluarkan semua yang sudah kamu ketahui.

Jadi, kamu akan lebih percaya diri untuk menulis apa pun. Hal tersebut juga akan melatih kosakata, ketajaman berpikir, dan melihat sudut pandang lain, yang akhirnya menumbuhkan rasa percaya diri. Intinya adalah memperkaya referensi tulisan. 

Nah, itu dia beberapa hal mengenai cerita kuliner Nusantara ala Kevindra Soemantri. Dari informasi ini, kita bisa mendapatkankan pengetahuan baru mengenai penulisan kuliner. Jangan lupa subscribe dan tonton berbagai video menarik di YouTube IDN Times ya!

Baca Juga: Cerita Kevindra Soemantri Menjadi Seorang Food Writer Independen

yummy-banner

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya