[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?

Sudah ada berapa kali undangan bukber?

Buka puasa bersama menjadi agenda yang gak boleh dilewatkan saat Ramadan. Namun, mengingat beberapa tahun ke belakang, kita dihadapkan dengan kondisi pandemik. Hal tersebut membuat banyak tempat makan harus tutup dan mengurangi jam operasionalnya.

Kini, pandemik telah usai. Pembatasan mobilitas pun telah dilonggarkan, sehingga membuat banyak orang beraktivitas normal seperti sedia kala, termasuk agenda buka bersama (bukber) saat Ramadan.

Namun, pandemik mengubah banyak kebiasaan kita, termasuk soal bukber Ramadan. Ada yang masih tertarik, ada pula yang justru diuntungkan karena pandemik, sehingga tak perlu bukber. Alasannya beragam. 

Berangkat dari hal tersebut, IDN Times membuat survei untuk menggali perilaku dan pandangan orang-orang terhadap bukber tahun ini. Survei ini melibatkan 115 responden yang didominasi perempuan sebanyak 76,1 persen dan laki-laki 23,9 persen, dengan rentang usia <20 tahun hingga >41 tahun.

Untuk mengetahui dan mendapatkan sudut pandang baru terhadap seberapa antusias atau excited bukber tahun ini, kami sampaikan hasil survei tersebut. Simak sampai selesai, ya!

1. Rencana bukber pascapandemik

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?Ilustrasi menu buka puasa bersama (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Pada 30 Desember 2022, pemerintah mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kebijakan tersebut diumumkan Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Keputusan tersebut diambil setelah melalui pertimbangan yang panjang dengan memerhatikan situasi pandemik di Indonesia. Selain itu, pencabutan PPKM juga dilandasi tingginya cakupan imunitas penduduk dan vaksinasi COVID-19.

Hal inilah yang membuat mobilitas masyarakat kembali meningkat, terutama saat Ramadan 2023. Dari hasil survei bukber IDN Times, sebanyak 42,5 responden sudah merencanakan agenda bukber Ramadan tahun ini. Sedangkan, sekitar 48,7 persen responden belum merencanakannya, dan hanya 8,8 persen lainnya tidak tertarik untuk bukber. 

Untuk intesitasnya, sebanyak 69,9 persen responden menyatakan akan bukber sebanyak 3-5 kali selama Ramadan; 8 persen akan bukber sebanyak 5-10 kali; 2,7 persen lebih dari 10 kali; dan 19,5 persen tidak akan merencanakan bukber.

 Ada pun pekan yang dinilai menjadi paling ramai untuk bukber. Menurut hasil survei, pekan kedua paling banyak dipilih responden untuk bukber, yakni sebesar 61,1 persen. Diikuti dengan pekan pertama sebanyak 15,9 persen; pekan ketiga sebanyak 50,4 persen; dan pekan keempat hanya 25,7 persen. 

IDN Times mewawancarai beberapa karyawan swasta yang sudah memiliki rencana bukber tahun ini. Seperti halnya Dinda (24 tahun), yang sudah mengagendakan bukber pada tahun ini. "Karena sebelumnya pandemik, akhirnya bisa berkumpul lagi dengan teman-teman," katanya. "Rencananya akan bukber sekitar tiga kali pada pekan kedua dan ketiga Ramadan."

Begitu pula dengan Laili (23 tahun) yang menantikan momen bukber setiap tahunnya. Tahun ini , kata dia, sudah ada rencana bukber 4-5 kali. "Biasanya aku membagi waktu antara bukber dengan teman di pekan kedua, dan dengan keluarga di pekan terakhir Ramadan," ucapnya. 

Senada dengan responden sebelumnya, Untsi Khairi (22 tahun) memiliki rencana bukber dengan teman-teman dan keluarga. "Rencananya aku akan bukber empat kali, yakni di pekan pertama dua kali, pekan kedua, dan ketiga."

2. Bujet yang disiapkan untuk sekali bukber

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?ilustrasi transaksi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain jadwal dan tempat makan, tentunya kita butuh bujet yang harus disiapkan untuk bukber. Hasil survei menyatakan sebanyak 46 persen responden mengeluarkan bujet sekitar Rp100 ribu-Rp200 ribu.

Seperti yang dilakukan Dinda dan Laili. Untuk sekali bukber, Dinda mengalokasikan bujet maksimal Rp100 ribu. Berbeda dengan Laili yang menyiapkan bujet sekitar Rp100 ribu-Rp250 ribu untuk sekali bukber. 

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 36,6 persen responden mengalokasikan kurang dari Rp100 ribu. Selain itu, 11,5 persen responden menyiapkan bujet Rp200 ribu-Rp500 ribu, serta hanya 6,2 persen responden rela mengeluarkan lebih dari Rp550 ribu untuk sekali bukber. 

3. Karyawan swasta dan fresh graduation mendominasi agenda bukber

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?Ilustrasi buka puasa bersama di restoran (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Dari rentang usia yang mengisi survei, responden berusia 21-25 tahun mendominasi hasilnya, yakni sebanyak 33,6 persen.

Diikuti dengan responden berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 6,2 persen; 21-25 tahun sebanyak 33,6 persen; 26-30 tahun sebanyak 22,1 persen; 31-40 tahun sebanyak 29,2 persen, dan lebih dari 41 tahun sebanyak 8,8 persen. 

Untuk pekerjaan, sebagian besar adalah karyawan swasta (45,1 persen), diikuti PNS atau pegawai pemerintah (18,6 persen), pelajar atau mahasiswa (16,8 persen), dan freelancer  (2,7 persen).

Ada alasan mengapa usia 21-25 tahun mendominasi untuk bukber di luar rumah. Pada usia tersebut, biasanya mereka mahasiswa semester akhir, baru lulus kuliah, atau baru saja masuk ke dunia kerja, sehingga masih merindukan momen bersama teman-teman.

Maka dari itu, bukber menjadi salah satu momen yang dimanfaatkan untuk bisa berkumpul kembali. Sekaligus antuasisme sebagai karyawan baru yang ingin berbagi cerita kepada teman-teman kuliah atau SMA-nya. Update kehidupan, begitu katanya.

4. Banyak yang memilih bukber dengan orang terdekat

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?Ilustrasi makan bersama sahabat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Momen bukber kurang lengkap tanpa orang-orang terdekat. Hasil survei pun menyatakan 76,1 responden memilih bukber dengan sahabat atau orang-orang terdekat. 

Sisanya memilih bukber dengan keluarga besar sebanyak 61,1 persen; dengan kolega atau rekan kerja sebanyak 39,8 persen; dan reunian sekolah atau teman lama sebanyak 34,5 persen. 

Ada salah satu alasan mengapa bukber dengan orang terdekat mendominasi hasil survei. Seperti yang disampaikan Dinda yang pernah menolak ajakan buka puasa bersama, karena merasa tidak dekat dengan orang yang mengajaknya. "Karena kita harus mengeluarkan tenaga hanya untuk basa-basi dengan orang tersebut," tuturnya. 

5. Keluarga besar menjadi kelompok favorit untuk bukber

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?Keluarga besar Zaskya Adya Mecca foto keluarga Idulfitri 1442 H. (instagram.com/zaskyaadyamecca)

Biasanya kita jarang berkumpul dengan keluarga besar karena berbagai alasan. Mungkin karena jarak yang berjauhan, atau sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan masing-masing.

Nah, Ramadan menjadi salah satu momen yang paling sering dimanfaatkan untuk kumpul bersama keluarga besar, terutama saat bukber. Maka dari itu, sebanyak 46,9 responden memilih keluarga besar sebagai kelompok favorit untuk buka puasa bersama. 

Seperti Untsi yang lebih senang bukber dengan keluarga besar. "Aku prefer buka puasa bersama di rumah bareng keluarga besar, karena bisa quality time  lebih lama buat saling ngobrol," ucapnya. 

Sedangkan, responden lainnya menyatakan sebanyak 37,2 persen bersama teman kuliah; 34,5 persen bersama teman SMA; 31,9 persen bersama teman kantor; 30,1 persen bersama teman komunitas; dan 15,9 persen bersama teman SMP. 

6. Kafe dan restoran menjadi tempat favorit bukber

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?Ilustrasi restoran di Jakarta (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Selain berdiskusi soal jadwal yang cocok untuk buka puasa bersama, tempat makan juga menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan. Hal ini termasuk menu yang disajikan hingga harga makanannya. 

Tiap tempat makan tentu memiliki target market tersendiri. Jika berencana bukber dengan teman-teman, kamu bisa memilih kafe atau restoran yang kekinian. Namun, jika berencana bukber dengan keluarga, kamu bisa memilih restoran dengan kapasitas yang banyak. 

Hasil survei IDN Times didominasi responden yang memilih kafe atau restoran untuk bukber, yakni sebanyak 78,8 persen; 56,6 persen memilih rumah teman atau keluarga; dan 13,3 persen responden memilih hotel untuk bukber. 

Peningkatan jumlah pengunjung restoran atau kafe pun meningkat seiring menurunnya kasus COVID-19. Alhasil, banyak orang yang memilih bukber di kafe, restoran, atau hotel tahun ini. 

Seperti pernyataan dari seorang Marketing Manager di Twelve Chinese Dining Jakarta, Rosa Zefanya (29 tahun). Ia menyatakan pengunjung yang reservasi tahuh ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya pada pekan kedua dan seterusnya, rata-rata yang reservasi dari keluarga dan corporate,“ ujarnya. 

Peningkatan reservasi pun dirasakan Director of Marketing Communication JW Marriott Hotel Surabaya, Sesandy Gunawan. Ia menyatakan ada peningkatan dibanding 2021. “Paling ramai pada pekan kedua dan ketiga, didominasi grup dan sisanya personal,“ tuturnya. 

Baca Juga: [QUIZ] Ungkap Karaktermu dari Minuman Favoritmu saat Buka Puasa!

7. Pertimbangan menentukan lokasi bukber

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?Ilustrasi restoran (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Meski bukber menjadi momen yang paling dinantikan, tak jarang acara tersebut hanya berakhir wacana. Biasanya hal tersebut terjadi tanpa ada persiapan yang matang. 

Supaya tetap terlaksana dengan lancar, tentu kita harus melakukan beberapa persiapan dan pertimbangan saat memilih tempat makan, mulai dari lokasi, luas area makan, hingga harga menunya. 

Dari hasil survei mengenai pertimbangan saat menentukan lokasi bukber, sebanyak 69 persen responden memilih tempat makan dengan menu yang enak dan murah; 44,2 persen memilih tempat yang luas dengan kapasitas banyak; 37,2 persen lebih suka tempat bagus dan bisa foto-foto; 23,9 persen memilih tempatnya luas dan relatif sepi; dan 22,1 persen memilih menunya yang enak, meski harganya mahal. 

Seperti Dinda yang memilih tempat makan untuk bukber di sekitar rumah saja. "Biasanya memilih restoran keluarga yang dekat rumah biar gak terjebak macet, karena sudah hafal dengan kondisi tempatnya" tutur Dinda.

Berbeda dengan Laili yang memiliki preferensi soal tempat makan untuk bukber. Ia lebih senang memilih tempat yang tidak terlalu ramai, ada musala, serta harga menu yang terjangkau.

Begitu pula dengan Nisa (23 tahun), seorang karyawan swasta di Jakarta. Dia memilih tempat bukber dengan pertimbangan menu yang sesuai bujet dan memiliki area yang luas.

8. Sebagian besar excited dengan bukber tahun ini

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?Ilustrasi makan bersama. (unsplash.com/Toa Heftiba)

Meski lazimnya buka puasa dilakukan umat Islam yang berpuasa, bukan berarti umat non-Islam tak boleh ikutan. Buka bersama bisa diikuti oleh siapa pun. Sebab, bukber sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan reuni.

Dalam survei ini, responden yang beragama Islam sebanyak 94,7 persen, dan non-Islam sebanyak 5,3 persen. 

Selain menjadi momen silaturahmi, sebagian responden menyatakan bukber tahun ini lebih spesial, karena tiga tahun belakang akibat pandemik membuat momen ini tak bisa dilakukan. 

Sesuai hasil survei ini, sebanyak 65,5 persen responden menjawab tentu saja, dan 34,5 persen responden menjawab tidak excited. 

Alasan terbesar mereka excited adalah bisa sekalian kumpul atau reunian, dengan angka mencapai 77,3 persen. Sisanya 49,3 persen responden memanfaatkan momen puasa dengan bukber; 30,7 persen merasa gak afdal kalau gak bukber saat Ramadan; 5,3 persen menghormati teman muslim (bagi non-Islam); dan 4 persen merasa suka memeriahkan suasana meski tidak berpuasa (non-Islam).

Laili menceritakan alasan ia selalu excited saat bukber. "Jadi bisa ngobrol bareng teman-teman, dapat update kehidupan dari orang yang jarang ketemu, serta bisa silaturahmi bersama keluarga dan teman-teman," ungkap Laili. 

Begitu pula dengan Nisa dan Untsi yang excited dengan bukber tahun ini. Mereka merasa bisa berkumpul dengan orang-orang yang jarang ditemui. Hal tersebut menjadi momen spesial dan bisa mengobati rindu. 

Reni juga menyampaikan bahwa bukber tahun ini spesial dan membuat dirinya sangat senang. "Saking senangnya aku sampai beli baju baru untuk bertemu teman-teman sekolah," katanya. 

9. Alasan tidak excited dengan bukber

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?ilustrasi menonton film (unsplash.com/@jonasleupe)

Namun bagi sebagian orang, bukber justru menjadi hal yang dihindari. Ada berbagai alasan yang membuat para responden tidak excited. Didominasi dengan alasan ribet sebanyak 52,4 persen, karena dianggap sering meninggalkan ibadah, ramai antre, dan lama menunggu makanan.

Dina (24 tahun) seorang karyawan swasta di Jakarta, menjadi salah satu responden yang tidak excited dengan bukber. Ia merasa waktunya lebih berharga untuk dihabiskan bersama keluarga. "Sudah lelah bekerja, jadi lebih suka istirahat atau quality time bersama keluarga daripada bukber di luar," kata Dina.

Sedangkan, Ayuni (21 tahun, mahasiswa) juga gak ikut merencanakan bukber. Ia hanya bukber pada pekan pertama, karena teman dekatnya mengajak. Selebihnya, ia kerap menolak ajakan bukber, karena tidak merasa dekat dengan orang yang mengajak.

Ditambah, Ayuni juga gak suka dengan tempat makan yang ramai. "Apalagi kalau diajak dadakan, aku gak suka kalau tempatnya terlalu ramai dan harus antre lama," tuturnya. 

Sedangkan, sebanyak 23,8 persen responden merasa bukber menjadi ajang gibah atau pamer; 23,8 persen juga menolak karena bujetnya lumayan gede; 20,6 persen malas basa-basi dengan sosial; serta 7,9 persen sudah gak memiliki circle. 

10. Makna bukber bagi para responden

[LONGFORM] Antusiasme Bukber Ramadan Tahun Ini, Masih Excited Gak Ya?

Buka puasa bersama menjadi budaya umat muslim di Indonesia. Biasanya mengundang orang-orang terdekat, teman sekolah, atau teman kantor. Bahkan, sering digunakan menjadi momen untuk reunian. 

Alih-alih menjadi momen untuk melepas rindu atau mengetahui kabar terbaru, bukber kerap dianggap menjadi ajang "pamer" dan membuat situasi tak nyaman. Hal inilah yang membuat sebagian orang menolak ajakan untuk bukber. 

Lalu, apa sih makna bukber bagi para responden? Nah, pada survei kali ini, sebagian besar responden menyatakan bahwa makna bukber adalah menjalin dan mempererat silaturahmi, berkumpul, bertukar kabar, berbagi cerita, kebersamaan, persahabatan, dan reuni.

Hal senada diungkapkan Reni dan Nisa yang memaknai bukber sebagai silaturahmi, serta menjadi momen spesial untuk berkumpul bersama teman-teman atau keluarga.

Dengan begitu, momen bukber akan terasa lebih bermakna dan intimate. Jadi jangan sampai bukber ini menjadikan kita saling pamer atau butuh pengakuan, ya. 

Demikianlah hasil survei IDN Times tentang seberapa excited masyarakat buka puasa bersama pada Ramadan tahun ini. Nah, kalau kamu sendiri, merasa excited atau tidak, nih? Yuk, ceritakan pendapatmu di kolom komentar!

Disusun oleh: DHIYA AWLIA AZZAHRA, FASRINISYAH SURYANINGTYAS, FINA WAHIBATUN NISA, DEWI SUCI RAHAYU. 

Grafis: ADITYA PRATAMA.

Baca Juga: [LONGFORM] Tren Wisata Viral: Sekadar Konten atau Beneran Bikin Happy?

yummy-banner

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya