7 Jenis Petis Khas Indonesia yang Membuat Makanan Jadi Lebih Nikmat

Menjadi salah satu yang terkenal, petis dari Madura ini menggunakan ikan tuna atau cakalang sebagai bahan utamanya. Kaldu ikan hasil pembuatan pindang dicampur dengan garam, lalu diaduk dengan api kecil hingga mengental.

Terkadang ada yang menggunakan campuran kaldu udang sebagai tambahannya. Beberapa produsen petis Madura juga menambahkan minyak ikan, biar rasanya lebih pekat dan gurih.

Kalau dari segi rasa, petis madura ini cenderung asin. Warnanya merah dan lengket, petis madura biasanya dijadikan cocolan untuk gorengan dan rujak buah. 

Beda dengan petis madura, petis dari Sidoarjo dibuat dari udang. Bahkan, ada juga yang menggunakan kupang. Ada dua macam petis yang berasal dari Sidoarjo, yakni petis putih dan petis hitam.

Petis putih atau petis cere ini hanya menggunakan gula pasir sebagai campurannya. Lebih tahan lama, petis cere bahkan dijuluki petis kualitas pertama, lho.

Pembuatannya cukup lama, udang dan kupang diolah sejak pagi demi mendapat kaldu. Setelah itu, kaldu diaduk hingga mengental selama dua jam. 

Sama-sama dari Sidoarjo, petis hitam atau petis letek memiliki perbedaan dengan petis cere. Petis letek menggunakan gula aren sebagai campurannya, sehingga warnanya lebih gelap.

Kualitasnya berbeda, harga petis cere dipatok lebih mahal daripada petis letek. Pasalnya, petis cere bisa lebih awet penyimpanannya dibandingkan petis letek. Biasanya petis ini digunakan sebagai teman makan gorengan.

Mirip dengan petis madura, petis asal Surabaya juga terbuat dari kaldu udang atau ikan. Bedanya, petis surabaya dibuat dari kepala ikan yang dihaluskan dengan blender dan air, lalu disaring.

Kaldu tersebut dicampur dengan gula, garam, dan bumbu lainnya hingga menyusut. Dari segi rasa dan warna juga berbeda, petis khas Surabaya cenderung lebih manis dan hitam. Cocoknya untuk jadi campuran di rujak cingur, lontong balap, atau tahu campur.

Kalau yang lainnya menggunakan olahan laut, beda dengan petis dari Boyolali. Petis Boyolali diolah dari daging sapi.

Petisnya terbuat dari air rebusan daging yang didapat dari indsutri pembuatan dendeng dan abon setempat. Cenderung manis, petis ini teksturnya mirip selai dan rasanya mirip abon.

Gak ada aroma amisnya, petis khas Boyolali ini cocok untuk jadi cocolan kerupuk kulit atau kerupuk rambak.

Ada lagi, nih petis khas dari Semarang yang cukup populer. Biasanya petis ini jadi teman wajib hidangan tahu goreng.

Tahu pong hangat dibelah tengahnya, lalu diisi petis. Masyarakat Semarang juga mengolah petis ini jadi campuran untuk pecel kangkung.

Rasanya cenderung manis. Teksturnya lebih pekat, terkadang beberapa produsen juga menambahkan tinta cumi.

Terkenal dengan hasil lautnya, petis khas Cirebon gak kalah enak. Petis Criebon biasanya terbuat dari ebi atau udang rebon.

Biasanya petis ini selalu dipasangkan dengan tahu goreng. Wajib dicoba, masyarakat setempat sampai bilang gak afdal ke Cirebon kalau gak mencicipi tahu petisnya. Bahkan, tahu petis jadi makanan yang harus ada saat perayaan Maulid Nabi.

Saking sedapnya, Putri Ong Tin, istri Sunan Gunung Jati, dahulu suka banget makan petis ini. Wah, ternyata kenikmatannya sudah terkenal dari dulu ya!

Itu dia tujuh jenis petis khas Indonesia beserta asalnya. Perbedaan rasa, tekstur, dan aroma petis selalu berhasil menggugah selera. Kamu sendiri sudah pernah mencicipi yang mana?